REPUBLIKA.CO.ID, KABUL---Semua gerilyawan Taliban yang melancarkan serangan terkoordinasi akhir pekan di ibu kota Afghanistan tewas dan pertempuran telah berakhir, kata seorang pejabat Senin (16/4).
Para penyerang terakhir dua kubu - di daerah kantong diplomatik dan dekat parlemen - telah dibersihkan, kata Juru bicara Kementerian Sediq Sediqqi. "Semua penyerang tewas, pertempuran sudah berakhir," katanya.
Sebelumnya, tembakan terdengar saat polisi melancarkan serangan terhadap benteng gerilyawan di daerah kantong diplomatik di ibu kota di Kabupaten Wazir Akbar Khan.
Kabul dilanda gelombang serangan di tiga daerah pada Ahad itu, dengan kedutaan dan pangkalan militer asing di bawah serangan dalam apa yang oleh para gerilyawan Taliban katakan awal dari serangan musim semi mereka.
Pasukan keamanan Afghanistan memimpin dalam melawan serangan itu, tetapi juru bicara pasukan NATO di negara itu mengatakan, mereka telah memberikan dukungan udara dalam menanggapi permintaan rakyat Afghanistan.
AS, Inggris, Jerman dan kompleks kedutaan Jepang berada di bawah serangan pada saat para gerilyawan menyerang daerah kantong diplomatik kota dan mencoba menyerbu parlemen, memicu pertempuran senjata pada saat anggota parlemen dan pengawalnya menembak kembali dari atap.
Di luar ibu kota, gerilyawan menyerang gedung pemerintah di Provinsi Logar, bandara di Jalalabad, dan satu fasilitas kepolisian di kota Gardez, di Provinsi Paktya, di mana satu helikopter Pakta Pertahanan Atlantik Utara dilaporkan dikerahkan untuk melawan mereka.
Serangan-serangan itu meningkatkan kekhawatiran atas situasi keamanan genting di Afghanistan pada saat NATO bersiap-siap untuk menarik 130.000 tentaranya pada akhir tahun 2014, dan tanggung jawab keamanan diserahkan kepada pasukan Afghanistan.
Tetapi Duta Besar AS Ryan Crocker mengatakan, kemampuan pasukan keamanan Afghanistan untuk menanggapi serangan-serangan itu "jelas menunjukkan kemajuan".