Selasa 17 Apr 2012 17:10 WIB

Jabat Watimpres, Siti Fadillah tak Kebal Hukum

Rep: Esthi Maharani/ Red: Hafidz Muftisany
Mantan Menteri Kesehatan Siti Fadilah Supari
Foto: Republika/Edwin Dwi Putranto
Mantan Menteri Kesehatan Siti Fadilah Supari

REPUBLIKA.CO.ID, JAKARTA – Status tersangka yang ditetapkan kepada anggota Dewan Pertimbangan Presiden (Watimpres), Siti Fadillah Supari belum dilaporkan ke Presiden Susilo Bambang Yudhyono. Juru bicara kepresidenan, Julian Aldrin Pasha menegaskan status keanggotaan Siti Fadillah di lingkungan Istana tidak akan berpengaruh pada proses hukum yang berjalan.

“Tentu dalam hal ini status beliau sebagai anggota Wantimpres  tidak kebal hukum,” katanya, Selasa (17/4).

Artinya Istana masih menunggu hasil dari proses hukum yang sedang berjalan. Jika dalam proses selanjutnya, kasus dugaan korupsi alat-alat kesehatan pada masa kepemimpinan Siti Fadillah bisa dibuktikan adanya pelanggaran dan negara dirugikan, maka pemerintah akan mendukung proses hukum tersebut.

Tetapi, jika sebaliknya dan belum ada kejelasan mengenai status hukum, maka azas praduga tak bersalah tetap dipegang teguh. “Karena itu, mari kita tunggu bersama. Biarkan proses hukum berjalan sehingga kita akan tahu nanti apa sesungguhnya yang terjadi dalam kasus dimaksud,” katanya.

Meski sudah ditetapkan sebagai tersangka oleh Kabareskrim Mabes Polri, Julian belum melaporkan hal tersebut kepada Presiden SBY. Ia juga mengatakan pihak istana belum menerima kepastian resmi mengenai status tersebut. “Sampai hari ini, Bapak Presiden memang belum kami laporkan terkait apa yang telah kita dengar bersama hari ini (penetapan sebagai tersangka),” katanya.

BACA JUGA: Update Berita-Berita Politik Perspektif Republika.co.id, Klik di Sini
Advertisement
Yuk Ngaji Hari Ini
يٰٓاَيُّهَا الَّذِيْنَ اٰمَنُوْٓا اِذَا قُمْتُمْ اِلَى الصَّلٰوةِ فَاغْسِلُوْا وُجُوْهَكُمْ وَاَيْدِيَكُمْ اِلَى الْمَرَافِقِ وَامْسَحُوْا بِرُءُوْسِكُمْ وَاَرْجُلَكُمْ اِلَى الْكَعْبَيْنِۗ وَاِنْ كُنْتُمْ جُنُبًا فَاطَّهَّرُوْاۗ وَاِنْ كُنْتُمْ مَّرْضٰٓى اَوْ عَلٰى سَفَرٍ اَوْ جَاۤءَ اَحَدٌ مِّنْكُمْ مِّنَ الْغَاۤىِٕطِ اَوْ لٰمَسْتُمُ النِّسَاۤءَ فَلَمْ تَجِدُوْا مَاۤءً فَتَيَمَّمُوْا صَعِيْدًا طَيِّبًا فَامْسَحُوْا بِوُجُوْهِكُمْ وَاَيْدِيْكُمْ مِّنْهُ ۗمَا يُرِيْدُ اللّٰهُ لِيَجْعَلَ عَلَيْكُمْ مِّنْ حَرَجٍ وَّلٰكِنْ يُّرِيْدُ لِيُطَهِّرَكُمْ وَلِيُتِمَّ نِعْمَتَهٗ عَلَيْكُمْ لَعَلَّكُمْ تَشْكُرُوْنَ
Wahai orang-orang yang beriman! Apabila kamu hendak melaksanakan salat, maka basuhlah wajahmu dan tanganmu sampai ke siku, dan sapulah kepalamu dan (basuh) kedua kakimu sampai ke kedua mata kaki. Jika kamu junub, maka mandilah. Dan jika kamu sakit atau dalam perjalanan atau kembali dari tempat buang air (kakus) atau menyentuh perempuan, maka jika kamu tidak memperoleh air, maka bertayamumlah dengan debu yang baik (suci); usaplah wajahmu dan tanganmu dengan (debu) itu. Allah tidak ingin menyulitkan kamu, tetapi Dia hendak membersihkan kamu dan menyempurnakan nikmat-Nya bagimu, agar kamu bersyukur.

(QS. Al-Ma'idah ayat 6)

Berita Lainnya
Advertisement
Terpopuler
1
Advertisement
Advertisement