REPUBLIKA.CO.ID, Almarhum Laksamana (purn) Sudomo sempat didaulat menjadi penasihat Amirul Haj pada tahun 1999. Saat itu, ia mengusulkan Indonesia membeli pesawat untuk haji. Dengan jumlah jamaah yang sangat besar, sekitar 202.000 orang, lebih menguntungkan jika Indonesia mengoperasikan pesawat khusus untuk haji sendiri. Dengan demikian devisa tak pindah ke luar negeri.
''Pesawat ini bisa dioperasikan sendiri pada musim haji dan disewakan untuk penerbangan reguler pada bulan-bulan biasa,'' ujar Sudomo usai menghadap Menteri Agama Quraish Shihab kemarin. Ia beserta Naib Amirul Haj bidang Operasional Rilo Pambudi dan Naib Amirul Haj bidang Ibadah KH Mukhtar Natsir melaporkan hasil kunjungan ke seluruh embarkasi di Indonesia.
Sebagai contoh, untuk sewa pesawat jenis MD yang dioperasikan dari Ujung Pandang menuju Jeddah, Garuda membayar 2.000 dolar AS per jam terbang. Biaya tersebut menurut sumber sudah all-in termasuk maintenance. Dari hasil pemantauannya, Sudomo menilai pelaksanaan haji tahun ini berjalan lancar. Namun ada yang mengganggu yakni kursi untuk jamaah haji di dalam pesawat yang menurut dia terlalu sempit sehingga mengganggu kenyamanan. ''Sebaiknya kursi pesawat dikembalikan sesuai jarak dan ukuran semula agar jamaah merasa lapang.'' Sudomo juga menyoroti adanya jamaah hamil di embarkasi Solo dan Balikpapan.
Secara umum, ia menilai pelaksanaan pemberangkatan haji dari enam embarkasi berjalan lancar. Menurut dia kelancaran ini ditunjang oleh tiga faktor yakni lengkapnya fasilitas di tiap embarkasi, pelayanan haji satu atap dan prosedur bagaimana mengatasi krisis atau manajemen krisis untuk mengatasi hal-hal darurat seperti keterlambatan pesawat.
Sementara itu dari Jeddah dilaporkan badai debu yang terjadi beberapa hari lalu sudah berkurang. Namun demikian, Kabid Haji pada Konsulat Jenderal RI Jeddah Praptono Zamzam mengingatkan agar jamaah tetap mengenakan masker setibanya di Bandara King Abdul Aziz.
Kadaker Jeddah Rahimin Misdja ketika dihubungi tadi malam mengungkap cuaca di Jeddah kembali dingin. Padahal tiga hari lalu Jeddah disiram hujan debu dengan cuaca panas. Sedang suhu kemarin sekitar 22-30 derajat C. Karena itu, Rahimin Misdja menganjurkan jamaah gelombang II yang sejak kemarin sudah mulai diangkut ke Mekkah membawa kain ihram yang tebal sehingga bisa mengatasi rasa dingin.
''Jaket jelas tak bisa dipakai karena mereka harus mengenakan pakaian ihram begitu selesai proses imigrasi dan bea cukai,'' katanya. Sejak Kamis pagi, jamaah yang datang dari Indonesia langsung diberangkatkan menuju Mekkah. Karena itu dari bandara mereka sudah harus memakai baju ihram untuk melaksanakan umrah atau haji bagi yang berniat melakukan haji ifrad. Sudah empat kloter yang diberangkatkan langsung ke Mekkah. Mereka adalah jamaah Kloter 99 HLP, Kloter 26 Solo, Kloter 100 HLP dan Kloter 27 Solo. Sedang dalam proses pemberangkatan menuju Mekkah adalaha jamaah Kloter 28 Solo.
Dari Madinah dilaporkan satu lagi jamaah Indonesia wafat sehingga jumlah yang meninggal dunia di Tanah Suci menjadi dua belas orang. Jamaah bernama Cicah binti Darkim, 57, asal Kebon Manggu Padasuka, Cimahi Bandung yang berangkat bersama Kloter 85 HLP meninggal di pemondokan di Madinah karena trauma injuries. Jenazahnya telah dimakamkan di Baqi.
Hingga pukul 16.00 WIB kemarin, sudah 214 kloter dengan 107.530 jamaah diterbangkan menuju Tanah Suci masing-masing 104 kloter dari Halim Perdana Kusuma, 40 kloter dari Surabaya, 32 kloter dari Ujung Pandang, 15 kloter dari Medan, 21 kloter dari Balikpapan, dan 29 kloter dari Solo.
Sementara itu dari Asrama Haji Pondok Gede, makin banyak keluarga yang secara ilegal menyusup ke dalam. Mereka membawa kendaraan dan masuk dari pintu belakang. Namun kendaraan mereka tak berani masuk hingga halaman parkir gedung utama melainkan hanya sampai lokasi bazaar dan berkumpul dengan keluarganya di lokasi ini.
Seorang keluarga dari Jakarta Timur dua hari lalu memasukkan tiga kendaraannya ke halaman parkir gedung tempat konsultasi haji. Mereka menunggu anggota keluarganya yang tergabung dalam Kloter 99 HLP namun masih berada di gedung utama. Kemarin keluarga jamaah asal Bandung juga masuk ke dalam asrama dan menunggu di dekat lokasi bazaar.
Padahal Panitia Pemberangakatan dan Pemulangan Haji (P3H) sudah menegaskan jamaah tak boleh dikunjungi agar bisa istirahat. Pengumuman soal itu bahkan ditempel di banyak tempat. Namun tampaknya belum berhasil mengatasi keinginan keluarga jamaah untuk langsung melihat ke dalam asrama.
(Dimuat Harian Republika edisi Sabtu, 20 Maret 1999)