Rabu 18 Apr 2012 11:56 WIB

Mengenang Sudomo: Saya Mohon Maaf pada Umat Islam

Sudomo
Foto: Antara
Sudomo

REPUBLIKA.CO.ID, Almarhum Laksamana (purn) Sudomo memutuskan untuk kembali memeluk Islam pada 1997. Saat itu, ia menjabat sebagai ketua Dewan Pertimbangan Agung (DPA). Sudomo menegaskan keputusannya kembali kepada ajaran Islam sama sekali tak bertujuan politik. Inilah berita yang pernah dimuat Harian Republika pada edisi Senin, 08 September 1997 yang ditulis wartawan Republika, Damanhuri Zuhri:

Sudomo: Saya Mohon Maaf pada Umat Islam

JAKARTA -- Ketua DPA Sudomo menegaskan kembali bahwa ia masuk Islam sama sekali tidak bertujuan politik. ''Masa ada yang bilang, kalau saya masuk Islam itu karena ingin menjadi Wakil Presiden. Memangnya saya ada potongan jadi Wapres?'' tandas Sudomo di hadapan ribuan umat Islam yang memadati halaman pondok pesantren Ash-Shiddiqiyah Kedoya, Ahad (7/9).

Sudomo, yang tiba di tempat acara mendapat sambutan shalawat badr itu menegaskan, saat ini yang paling dibutuhkan adalah mawas diri, iman dan takwa serta amal saleh. ''Karena itu saya banyak belajar ke ulama-ulama dan kalau perlu saya nyantri di pondok ini, sehingga lebih mantap iman dan takwa saya,'' ujarnya, disambut aplaus hadirin.

Lelaki kelahiran Malang, Jawa Timur, yang mengikrarkan diri masuk Islam di kota kelahirannya Jumat tiga pekan lalu tersebut mengakui, ketika menjabat Pangkopkamtib, ia terkesan menakutkan dan galak. Tak sedikit dari para tokoh dan ulama Islam yang ditangkapi.

''Terus terang, tindakan tersebut sama sekali bukan didasarkan terhadap sentimen agama. Karena setiap agama itu baik. Karena itu saya mohon maaf kepada ulama dan umat Islam. Mohon maaf yang sedalam-dalamnya,'' tandas Sudomo.

Menurut Sudomo, tidak jarang ada oknum-oknum tertentu yang berusaha mencari celah-celah untuk meretakkan dan menghancurkan kerukunan yang ada di antara kalangan agama di Indonesia. ''Saya mengajak para ulama untuk berhati-hati menghadap isu-isu yang dilemparkan para oknum itu,'' ujarnya.

Selama berada di lingkungan pemerintahan, ia mengaku banyak mengetahui ulah para oknum yang berusaha untuk menciptakan kerusuhan. ''Saya siap diminta nasehat bila terjadi hal-hal yang tidak baik di masyarakat. Jangan ragu-ragu untuk menghubungi saya,'' tambah Sudomo.

Mengenakan jas hitam dan peci hitam, Sudomo yang kemarin mendapat nama tambahan ''Muhammad'' di depan namanya oleh KSAD Jenderal TNI Wiranto, mengungkapkan bulan Desember nanti akan melaksanakan ibadah umrah dan bulan April menunaikan ibadah haji. ''Insya Allah ini kali pertama saya berada di Tanah Suci pada malam natal dan tahun baru,'' paparnya.

Kehadiran mantan Menko Polkam dan mantan Menaker yang dikenal sering bicara ceplas-ceplos ini, menjadikan suasana tabligh akbar dalam rangka peringatan maulid Nabi Muhammad SAW dan Haul XI di pondok pesantren Ash-Shiddiqiyah Ahad tambah meriah. Ia berkali-kali menarik perhatian jamaah dengan kelakarnya.

Meski mengaku belum lancar melafalkan ayat-ayat Alquran dan al-Hadits, kemarin dalam pidatonya yang berlangsung sekitar 20 menit itu, Sudomo banyak mengutip Alquran. Salah satunya adalah ayat Alquran Robbana laa tujig qulubana ba'da izhadaitana wa hablana min ladunka rohmah innaka antal wahhab (Ya Allah, janganlah Engkau ombang-ambingkan hati kami setelah Engkau beri petunjuk dan berikanlah kepada kami rahmat karena sesungguhnya Engkau Maha Pemberi).

Dai sejuta umat, KH Zainuddin MZ yang hadir dalam acara tabligh akbar kemarin menyebutkan, masuk Islamnya Sudomo memberikan makna besar bagi dirinya sendiri dan bagi umat Islam. ''Tinggal yang penting apakah ia masuk Islam berasal dari hati nuraninya atau karena alasan politik. Kalau karena alasan politik, maka ia sangat keliru,'' ujar Zainuddin.

Namun demikian, Zainuddin yang juga menjadi ketua Yayasan Hira merasa yakin bahwa masuk Islamnya Sudomo atas dorongan hati nurani dan bukan karena alasan politik. Hal itu, kata dia, bisa dilihat dari semangat Sudomo yang selalu meminta kepada ulama untuk membimbingnya. ''Kepada saya pun ia meminta untuk selalu memberinya bimbingan,'' tambahnya.

Ketika ditanyakan, apakah kyai Zainuddin bersedia jika diminta untuk mendampingi mantan Menko Polkam itu melaksanakan umrah dan ibadah haji dengan tegas Zainuddin menyatakan kesediaannya. ''Ini merupakan suatu kehormatan bagi saya,'' tandasnya.

Ia menambahkan, dalam pandangan Islam yang penting dari seseorang itu adalah masa kini dan yang akan datang. Toh banyak orang yang menjadi pejuang Islam padahal dulunya memiliki masa silam yang kurang baik. ''Mudah-mudahan saja Pak Domo bisa seperti Umar bin Khattab atau Khalid bin Walid yang sunguh-sungguh berjuang untuk Islam.''

Dalam kesempatan itu, untuk membantu pendidikan di lingkungan pondok pesantren Ash-Shiddiqiyah, kemarin Sudomo memberikan bantuan sebesar Rp 30 juta sebagai wakaf untuk kedua orangtunya yang telah wafat. ''Saya merasa memiliki pondok ini,'' tuturnya polos. Sebelumnya, KSAD Jenderal TNI Wiranto memberikan bantuan sebesar Rp 50 juta dan Pangdam Jaya Mayjen TNI Sutiyoso sebesar Rp 20 juta.

sumber : Harian Republika
Yuk koleksi buku bacaan berkualitas dari buku Republika ...
Advertisement
Berita Lainnya
Advertisement
Terpopuler
1
Advertisement
Advertisement