Rabu 18 Apr 2012 13:22 WIB

Produk Halal Mampu Topang Ekonomi Indonesia

Rep: Indah Wulandari/ Red: Hafidz Muftisany
Produk Halal (ilustrasi)
Foto: Republika/Agung Supriyanto
Produk Halal (ilustrasi)

REPUBLIKA.CO.ID, JAKARTA-Produk halal lokal diharapkan mampu mengatrol perekonomian negara. Para produsen pun diajak memenuhi standar yang halalan thoyyiban.

"Produk halal lokal Indonesia sebagian besar menggunakan produk pertanian, inilah yang membuat kebutuhan konten lokal naik luar biasa," terang ketua penyelenggara Indonesia Halal Business & Food Expo (3rd IHBF Expo), Rifda Ammarina saat soft launching, Rabu (18/4).

Bergulirnya perekonomian tak lepas dari kebutuhan sekitar 205 juta orang Muslim Indonesia yang menjadi pemain utama produk halal serta bisnis syariah. Rifda juga melihat potensi jumlah Muslim dunia yang mencapai 1,7 miliar jiwa. Mereka membuahkan tingkat konsumsi serta transaksi produk makanan halal sebesar USD 580 miliar. Serta jasa keuangan syariah yang mencapai USD 125,5 triliun.

Tapi, potensi itu belum mengoptimalkan posisi Indonesia sebagai produsen produk halal. Bahkan posisinya masih di bawah Malaysia yang penduduk muslimnya hanya 17 juta jiwa. Akibatnya konsumen kekurangan informasi tentang produk halal lokal, masuklah produk halal dari negara lain seperti Malaysia, Thailand, dan Cina.

"Urusan halal kita berganti mitra karena punya pemahaman dan visi sama di bidang syariah karena masalah ini selain muslim dan hal positif seperti menyediakan lapangan kerja di industri halal,"cetus Rifda.

Ketua Yayasan Coop Indonesia Adi Sasono melihat potensi besar itu juga karena berintegrasinya negara-negara Asia Tenggara dalam konsep produk halal. Dengan pertumbuhan volume produk bruto USD 900 miliar dollar. Indonesia pun tercatat sebagai negara yang mempunyai pertumbuhan tertinggi di Asia. "Melihat peluang itu, umat Muslim kita harus bisa masuk era baru halalan thoyyiban," ungkap mantan Menteri Koperasi dan UKM ini.

BACA JUGA: Update Berita-Berita Politik Perspektif Republika.co.id, Klik di Sini
Advertisement
Berita Lainnya
Advertisement
Advertisement
Advertisement