Rabu 25 Apr 2012 04:11 WIB

DPR Pertanyakan Pasukan AS di Darwin

Priyo Budi Santoso
Priyo Budi Santoso

REPUBLIKA.CO.ID, SEMARANG -- DPR mempertanyakan penempatan pasukan Amerika Serikat (AS) di Darwin, Australia. Menurut DPR, penempatan pasukan AS di sana menyebabkan ketidaknyamanan di kawasan.

Hal itu disampaikan anggota Kaukus DPR-Kongres AS, Eva Kusuma Sundari dari Washington DC seperti dilansir Antara, Selasa (24/4). "Pada hari pertama berkunjung ke Washington DC, Senin (23/4) waktu setempat, Kaukus DPR RI-United States Congress (Kongres/DPR AS) melakukan diskusi dengan Kurt Campbell," katanya.

Kurt Campbell adalah Asisten Sekretaris Kementerian Luar Negeri AS. Eva mempertanyakan kebijakan penempatan ribuan pasukan AS di Darwin, Australia. Dalam diskusi selama satu jam itu, ada empat isu yang dibahas, termasuk penempatan pasukan di Darwin itu.

Pada kesempatan itu, Wakil Ketua DPR, Priyo Budi Santoso, pimpinan delegasi DPR dalam forum itu mengemukakan posisi DPR yang berimbang dan kritis terhadap beberapa kebijakan luar negeri AS. Delegasi DPR menyatakan keberatan dan mempertanyakan kebijakan penempatan ribuan pasukan AS di Darwin itu.

DPR juga berharap agar AS mengambil kebijakan yang kondusif yang dapat meredam potensi konflik terbuka soal Sengketa Laut Selatan. Karena, kata dia, konflik itu tentu akan mengganggu potensi pertumbuhan ekonomi kawasan ASEAN.

Delegasi Kaukus juga mengingatkan pentingnya mendengarkan masukan-masukan dari Indonesia yang berpenduduk mayoritas muslim yang demokratis dan berprospek ekonomi kuat, terutama untuk kebijakan-kebijakan AS di Suriah dan negara-negara Timur Tengah yang sedang mengalami musim semi demokrasi.

Kurt Campbell merespons positif dan proporsional dengan mengakui dampak ketidaknyamanan dari pengiriman pasukan AS ke Darwin bagi pihak pemerintah dan parlemen RI. Menurut dia, pelibatan pasukan dari negara-negara ASEAN dalam latihan bersama AS-Australia merupakan salah satu strategi memperbaiki saling pengertian.

Kurt juga menyadari bahwa investasi AS paling besar di sektor ekstraktif (pertambangan) dan sepatutnya mengembangkannya ke arah industri dan jasa. Hal itu, kata dia, bisa menguatkan asas saling menguntungkan antara RI dan AS.

Kurt juga sepakat untuk memosisikan RI sebagai partner dan rujukan penting bagi kebijakan-kebijakan AS untuk Timur Tengah dan Suriah. Di akhir pertemuan, Kurt Campbell berharap Kaukus DPR dapat melengkapi upaya mengintensifkan dialog AS-RI melalui "multi-track diplomacy strategy".

sumber : Antara
BACA JUGA: Ikuti Serial Sejarah dan Peradaban Islam di Islam Digest , Klik di Sini
Advertisement
Berita Lainnya
Advertisement
Terpopuler
1
Advertisement
Advertisement