REPUBLIKA.CO.ID, NEW YORK---Harga minyak merosot pada Senin (Selasa pagi WIB), karena investor mengkhawatirkan resesi ganda (double-dip) Spanyol dan ketakutan mendalam bahwa ekonomi terbesar keempat zona euro itu kemungkinan membutuhkan "bailout" besar-besaran berikutnya.
Kontrak utama New York, minyak mentah West Texas Intermediate (WTI) atau light sweet untuk pengiriman Juni, berakhir pada 104,87 dolar AS per barel, turun enam sen dari tingkat penutupan Jumat.
Minyak mentah Brent North Sea untuk penyerahan Juni merosot 36 sen menjadi menetap pada 119,47 dolar AS per barel di perdagangan London.
Kontrak berjangka New York berhasil memotong kerugian awal namun momentum itu dikekang oleh Spanyol, setelah data resmi menunjukkan ekonomi Spanyol mengalami kontraksi untuk kedua kuartal berturut-turut dalam tiga bulan pertama tahun ini, sebesar 0,3 persen.
"Secara umumnya ada cukup kekuatan untuk mendukung minyak," kata Matt Smith di Summit Energy. "Tetapi ketakutan umum tentang melambatnya permintaan di Eropa dan berpotensi di sini di AS jika data ekonomi terus memburuk menekan pasar," katanya.
Investor takut bahwa Spanyol bisa mengikuti spiral krisis utang gaya Yunani dan memicu kekacauan di pasar, pada gilirannya merusak permintaan energi global.
Keraguan tentang kemampuan Spanyol untuk memenuhi target defisit telah diperkuat oleh penderitaan bank-bank Spanyol, banyak terjebak dalam kredit macet setelah sebuah gelembung harga properti runtuh pada 2008.
Standard & Poor's pada Senin menurunkan peringkat bank-bank terkemuka Spanyol, termasuk Santander dan BBVA. Pada Jumat, S&P telah menurunkan peringkat kredit negara itu dua tingkat. "Mengingat ukuran ekonomi Spanyol, ukuran beban utangnya dan eksposur bank-bank di seluruh zona euro, untuk 'Spanyol dalam krisis' dibaca 'zona euro dalam krisis'," kata analis PVM Oil Associates, David Hufton.
Di Amerika Serikat, konsumen minyak terbesar di dunia, ada data konsumen bervariasi untuk Maret. Pemerintah mengatakan, pertumbuhan pengeluaran konsumen, pendorong terbesar dari ekonomi, melambat menjadi 0,3 persen pada Maret, setelah melonjak 0,9 persen pada Februari. Pendapatan pribadi naik 0,4 persen.
"Kabar baiknya dalam laporan ini adalah kekuatan pendapatan dan, untuk pertama kali tahun ini, pertumbuhan laba setelah pajak dan penyesuaian untuk kenaikan harga berada di wilayah positif," kata Leslie Levesque di IHS Global Insight.