REPUBLIKA.CO.ID, PYONGYANG - Tidak ada kata menyerah untuk Republik Demokratik Rakyat Korea atau Korea Utara (Korut), walau gagal melucurkan satelit luar angkasa. Meski peluncurannya itu dituding sebagai upaya terselubung, namun Pyongyang tetap akan meluncurkan satelitnya kembali.
Karena itu, ditegaskan bahwa tidak ada satupun pihak yang bisa mencegah negaranya dari upaya menjelajahi luar angkasa dan peluncuran satelit-satelit lagi.
Teknologi ruang angkasa telah menjadi simbol kemakmuran suatu negara dan upaya Korea Utara untuk menaklukkan tujuan ruang angkasa untuk mengembangkan ekonomi dan mempertahankan kedaulatannya. Demikian satu artikel yang dimuat kantor berita resmi KCNA, Kamis (3/5).
"Ini adalah hak independen yang tak dapat diganggu gugat bagi negara yang berdaulat untuk mengembangkan luar angkasa guna tujuan damai," kata artikel itu, dan menambahkan bahwa "tidak ada yang bisa menghalangi Korea Utara untuk upaya besarnya menaklukkan ruang angkasa."
Korea Utara meluncurkan satelit observasi Kwangmyongsong-3 pada 13 April untuk memperingati ulang tahun ke-100 pendiri negara itu mendiang Kim Il Sung, yang juga kakek pemimpin sekarang Kim Jong-Un. Roket jarak jauh itu jatuh ke laut setelah menempuh jarak pendek dan Korea Utara membenarkan kegagalan itu di kemudian hari.
Pada 16 April, Dewan Keamanan PBB mengeluarkan pernyataan presiden, mengutuk peluncuran tersebut dan menuntut agar Pyongyang sepenuhnya mematuhi resolusi-resolusi DK PBB yang relevan dan menangguhkan semua kegiatan yang berkaitan dengan program peluru kendali balistik.
Dewan Keamanan juga menyatakan akan mengambil tindakan lebih lanjut dalam kasus peluncuran terbaru atau uji coba nuklir.