REPUBLIKA.CO.ID, JAKARTA -- Lima tahun lalu Gugun Blues Shelter belum begitu dikenal. Daerah kekuasaanya masih terbatas pada komunitas pecinta Classic Rock juga blues yang tersebar di sejumlah cafe ataupun festival-festival musik dalam ataupun luar negeri.
Namun kini semuanya telah berubah. Gugun, Jono dan Bowie terus dikenal -bahkan disebut sebagai pionir- dalam perkembangan dan mengenalkan musik blues pada generasi muda tanah air yang saat ini terkontaminasi musik yang seragam.
Blues yang tadinya "Haram" tampil di acara musik dan "joget'"bareng di pagi hari itu justru mendadak jadi primadona. Begitu juga untuk urusan off air. Jika sebelumnya hanya berkutat di cafe dan komunitas, kini pangsa pasar GBS meluas ke acara pensi sekolah. Masih belum cukup, GBS juga mendapat kontrak album di salah satu label internasional asal Kanada, Grooveyard Record.
Dengan sederet prestasinya itu, Gugun Blues Shelter rupanya masih setengah jalan untuk mencapai impiannya yang telah terpatri sejak pertama kali terbentuk.
"Orang dengar musik kita, mereka nggak nyangka kalo yang bawain orang Indonesia. Di tahap itu kita udah berhasil. Sekarang kita mau bikin karya yang lebih, karya yang bisa membawa kita masuk di lingkaran internasional. Memang album kita udah dijual di luar, cuma kita harus berupaya terus untuk menjadi bagian artis dunia," kata Gugun saat bertandang ke redaksi Republika, Jumat (4/5).
Untuk mencapai hal itu, pria yang menyukai classic rock dan blues sejak di bangku sekolah ini mengatakan, satu-satunya cara adalah dengan memperbanyak jam terbang GBS di luar negeri.
"Kita harus sering main diluar, kita juga harus punya agent yang bisa ngejual kita disana. Mungkin itu kalau kita ditanya dimana posisi Gugun Blues Shelter sekarang," lanjut Gugun.
Sebelum mencapai impiannya itu, GBS sadar harus lebih dulu menguatkan pasarnya di Indonesia.
"Kita juga sadar nggak bisa ke luar negeri sebelum punya 'cakar' disini. Makanya kita bikin album Satu Untuk Berbagi yang bahasa Indonesia. Dan itu album yang paling laku," kata Gugun.
"Kita juga ingin menyentil label-label besar kita, bahwa semestinya mereka bangun musik yang kaya gini. Bangun musik yang nggak hanya bikin persamaan. Nah kita pengen kesitu," tambah Gugun.