REPUBLIKA.CO.ID, BOGOTA - Gerilyawan kiri menyerang sebuah garnisun polisi dengan mortir rakitan. Aksi tersebut menewaskan tujuh personel dan mencederai 17 lain di Kolombia timurlaut.
Seorang juru bicara kepolisian di Bogota mengatakan bahwa satu pemberontak tewas dan lima orang ditangkap setelah serangan itu. Serangan tersebut terjadi di sebuah daerah pedesaan di Norte de Santander. Sebuah provinsi yang berbatasan dengan Venezuela.
Polisi-polisi yang mengalami cidera itu langsung dibawa ke kota Cucuta di perbatasan Venezuela untuk memperoleh perawatan medis. Sebanyak 12 diantaranya mengalami cidera serius.
Dalam sebuah pernyataannya, pihak militer mengatakan bahwa sejumlah helikopter dikerahkan untuk melancarkan serangan balasan terhadap satuan pemberontak Angkatan Bersenjata Revolusioner Kolombia (FARC) yang melakukan penyerbuan tersebut.
FARC, kelompok gerilya kiri terbesar yang masih tersisa di Amerika Latin, diyakini memiliki sekitar 9.200 anggota di kawasan hutan dan pegunungan Kolombia. Kelompok itu memerangi pemerintah Kolombia sejak 1964.