REPUBLIKA.CO.ID, GAZA - Perdana Menteri Hamas, Ismail Haniya mengatakan mogok makan ribuan tahanan Palestina sebagai ujian kemanusiaan Israel. Dia memperingatkan kematian tahanan hanya akan membawa 'dampak negatif'.
"Saya tidak ingin setiap tahanan di penjara-penjara Israel menjadi martir. Hamas mendesak Israel menerapkan hukum internasional terhadap tahanan dan memperlakukan mereka sebagai tahanan perang, " ujarnya.
Kelompok hak asasi manusia Palestina mengatakan 2000 lebih tahanan Palestina di penjara-penjara Israel melakukan aksi mogok makan sejak 17 April silam. Dua tahananan telah melewati 70 hari dan dilaporkan dalam kondisi kritis.
"Tuntutan mereka sederhana, tuntutan kemanusiaan. Izinkan kunjungan keluarga, akhiri pengasingan dan berikan saluran televisi, " kata pemimpin 48 tahun ini.
Israel, ujarnya harus menepati janji yang mereka buat ketika tawanan Israel, Gilad Shalit dibebaskan Hamas Oktober lalu dengan ditukar pembebasan 900 warga Palestina oleh Israel.