Rabu 16 May 2012 23:03 WIB

Ilmuwan AS: Bush Menculik dan Menyiksa, Obama Membunuh

Rep: Lingga Permesti/ Red: Dewi Mardiani
Pesawat tanpa awak (drone) AS, Predator
Foto: AP
Pesawat tanpa awak (drone) AS, Predator

REPUBLIKA.CO.ID, WASHINGTON -- Seorang ilmuwan Amerika Serikat (AS), Noam Chomsky, mengutuk serangan pesawat tanpa awak AS dan mengatakan jika Pemerintahan Bush melakukan penculikan dan penyiksaan, sementara di bawah kepemimpinan Obama, AS melakukan pembunuhan. "Di pemerintahan Bush, apabila tidak menyukai seseorang, mereka akan menculik mereka dan mengirim mereka ke ruang penyiksaan," kata ilmuwan Amerika terkenal itu kepada Democracy Now, Senin (14/5) lalu.

Sementara, jika pemerintahan Obama memutuskan mereka tidak menyukai seseorang, mereka membunuh mereka, sehingga Anda tidak harus memiliki ruang penyiksaan di seluruh negeri. Chomsky juga mengkritik tim Obama atas pembunuhan di luar hukum terhadap Anwar al-Awlaki, ulama kelahiran Amerika, di Yaman dalam serangan pesawat tak berawak.

"Awlaki tewas. Pria di sampingnya tewas. Tak lama setelah itu, anaknya juga dibunuh. Sekarang, ada pembicaraan sedikit tentang fakta bahwa ia adalah warga negara Amerika: Anda seharusnya tidak hanya membunuh warga Amerika," Chomsky berkomentar.

Menurutnya, judul surat kabar New York Times, misalnya, ketika Awlaki tewas, seperti mengatakan bahwa Barat merayakan kematian ulama radikal. "Pertama-tama, itu bukan kematian tapi pembunuhan. Barat merayakan pembunuhan tersangka. Dia tersangka, setelah semuanya. Ada sesuatu yang dilakukan hampir 800 tahun yang lalu disebut Magna Carta, yang merupakan dasar dari hukum Anglo Amerika, yang mengatakan bahwa tidak boleh ada yang harus dikenai pelanggaran hak tanpa melalui proses hukum dan peradilan yang adil dan cepat," tegas Chomsky.

AS baru-baru ini menyetujui kebijakan yang memungkinkan serangan pesawat tanpa awak di Yaman, bahkan ketika identitas sasaran tidak diketahui. AS juga menyatakan penggunaan pesawat tak berawak (drone) untuk mencari, menyelidiki, dan membunuh tersangka teroris adalah sesuai dengan hukum internasional. AS juga meluncurkan serangan pesawat tak berawak di Pakistan, Afghanistan, dan Somalia.

Pejabat militer AS mengeklaim sasaran serangan udara berafiliasi dengan Taliban dan Al-Qaidah. Tapi, penduduk setempat mengatakan warga sipil menjadi korban utama.

BACA JUGA: Ikuti News Analysis News Analysis Isu-Isu Terkini Perspektif Republika.co.id, Klik di Sini
Advertisement
Berita Lainnya
Advertisement
Advertisement
Advertisement