REPUBLIKA.CO.ID, BEKASI - Seorang perempuan tua berdaster batik dan kerudung dengan warna senada berjalan meninggalkan 'kapal' sederhana yang dikemudikan oleh Muchtar (51 tahun).
Perempuan tua itu menggenggam kepingan uang logam untuk ia berikan kepada Muchtar. Namun saat ia mengulurkan tangannya, Muchtar menolak pemberian si Nenek. Terjadi dorong-mendorong selama beberapa detik.
Yang satu memaksa ingin membayar jasa, yang lain menolak. Si Nenek mengalah. Ia meninggalkan kapal dengan kepingan uang tetap di genggaman.
Setelah kepergian si perempuan tua, beberapa orang dan sepeda motor yang telah menanti, berjalan perlahan memasuki kapal. Seorang ibu dan anak menjadi orang pertama yang naik ke kapal tersebut.
Mereka kemudian duduk manis di salah satu bangku kayu yang dipaku di kedua sisi kapal. Tiga sepeda motor berjejer rapi di bagian depan kapal. Terakhir, masuk sebuah mobil pick up biru tanpa muatan. Secara berjamaah kendaraan bermotor tersebut menghentikan mesin mereka sesampainya di atas kapal.
Setelah seluruh penumpang naik, Muchtar dan rekan sesama operator, Qomaruddin (29), beraksi. Dari bibir sungai Qomaruddin mendorong kapal dengan sebilah kayu, sementara Muchtar mengambil momentum untuk menggerakkan kapal dengan menarik tambang yang terbentang membelah sungai.
Tambang tersebut diikat ke dua pohon yang berada di kedua sisi sungai. Tambang ini berfungsi sebagai pegangan bagi Muchtar yang mendorong kapal ke sisi seberang. Ia menjejakkan kakinya di kapal, sementara tangannya menarik diri sehingga kapal bergerak ke arah seberang.
Agar kapal tetap di jalurnya, sepasang tambang kecil diikat ke salah satu sisi kapal, di bagian depan dan belakang. Tambang tersebut diikatkan ke kapal dan ujungnya yang lain diikat ke tambang besar yang menjadi jalur bagi Muchtar dan Qomaruddin. Di pertemuan dua tambang, kedua operator ini memasang roda yang memudahkan pergerakan tambang.