REPUBLIKA.CO.ID, JAKARTA – Pada Mei 2012, reformasi sudah memasuki 14 tahun. Namun, selama itu pula agenda reformasi belum sepenuhnya tercapai. Hal ini pun diakui Presiden Susilo Bambang Yudhoyono. Juru bicara kepresidenan, Julian Aldrin Pasha mengatakan Presiden SBY menyadari peringatan 14 tahun jalannya reformasi.
"Bapak Presiden tentu menyadari bahwa dalam masa lebih 10 tahun berjalan, masih banyak hal yang belum dicapai," katanya, Senin (21/5).
Meskipun begitu, ia mengklaim selama itu pula telah banyak progress yang telah dicapai dan dinikmati sebagai hasil dari reformasi. Presiden SBY, lanjutnya, tetap berkomitmen untuk menegakan hukum dan HAM. Meskipun diakuinya juga hal tersebut masih berjalan dan belum tuntas.
"Selama reformasi yang diisi 7-8 tahun berjalan di bawah pemerintahan SBY, telah banyak hal yang bisa dikatakan sebagai capaian yang juga bagian dari cita-cita reformasi hukum dan penegakan HAM. Memang masih banyak yang belum selesai," katanya.
Julian juga mencontohkan komitmen tersebut dengan dikeluarkannya Keppres untuk melakukan pemeriksaan kepala daerah baik tingkat I dan tingkat II yang diduga tersangkut kasus korupsi. Hal tersebut, lanjutnya, menunjukkan komitmen pemerintah untuk mengimplementasikan apa yang memang menjadi harapan bersama untuk memberantas korupsi dan penegakan hukum.
Julian mengatakan hal yang perlu diperhatikan dan dibutuhkan untuk era reformasi saat ini adalah keterlibatan peran serta dan tanggung jawab bersama bagi seluruh masyarakat.
"Bagaimana kita bisa menyikapi dan mengisi demokrasi ini dengan proporsi yang wajar. Artinya pengertiannya tidak kemudian demokrasi bisa jadi justifikasi untuk melakukan segala sesuatu tanpa batas dan tanpa aturan," katanya.
Hal inilah yang harus menjadi perhatian bersama ke depan sehingga cita-cita mengejar reformasi demokrasi sejak 1998 bisa tercapai.