REPUBLIKA.CO.ID, ABU DHABI-- Suriah membutuhkan dana sebesar 11,5 miliar dolar AS untuk merekonstruksi negara di enam bulan pertama runtuhnya pemerintahan Presiden Bashar al-Assad, Kamis (25/5). Menurut oposisi Dewan Nasional Suriah (SNC), dana tersebut guna mendukung mata uang Suriah dan membayar upah di sektor publik.
"Setelah runtuhnya rezim, dana rekonstruksi diperkirakan mencapai 11,5 miliar dolar AS," kata Osama Kadi dari kantor ekonomi SNC di Abu Dhabi. SNC yang tidak mendapat kepercayaan internasional karena permasalahan internal dan perebutan kekuasaan, mempresentasikan rencana rekonstruksi ekonomi pada pertemuan Friends of Suriah di Uni Emirat Arab.
Dukungan untuk mata uang Suriah sangat penting, karena pemerintah Suriah telah melikuidasi sebagian besar cadangan devisa mata uang Suriah. "Dana untuk memerangi pengangguran dan untuk meningkatkan keterampilan serta subsidi makanan," katanya.
Nantinya, rencana rekontruksi ekonomi ini akan mengajak pihak pemerintah untuk bergabung dengan oposisi dalam hal membicarakan jangka panjang. "Kami berharap bahwa dengan merancang visi ekonomi untuk masa depan Suriah,"kata anggota Syrian National Bloc, Farah Attasi.