REPUBLIKA.CO.ID, JAKARTA - IPB sudah mengajukan usulan kenaikan pangkat anumerta bagi dua satpam yang tewas tertembak di kampus IPB. "Gelar anumerta sudah kami usulkan, dan sekarang sedang dalam proses, karena pegawai negeri yang meninggal dalam melaksanakan tugas, kami usulkan untuk mendapatkan kenaikan pangkat," kata Rektor Institut Pertanian Bogor (IPB) Prof Dr Herry Suhardiyanto di Jakarta, Sabtu (26/5).
Herry menambahkan, pihanya juga sudah berusaha memberi usulan kepada keluarga korban agar jenazah dimakamkan di komplek pemakaman milik IPB. Awalnya jenazah akan dimakamkan di pemakaman khusus bagi pegawai IPB
Keluarga korban ternata menghendaki dimakamkan di makam keluarga mereka. "Jadi mereka lebih berkenan dimakamkan di makam keluarga, tadi malam saya mengantarkan jenazah ke rumah duka dan sekaligus memberikan uang duka," ungka Herry.
Ia menjelaskan, dua satpam itu adalah Suhardi (46) dan Supriatna (44), keduanya tewas ditembak pencuri kendaraan bermotor yang akan beraksi di lingkungan kampus pada Jumat (25/9).
Kedua satpam itu diduga memergoki aksi begal itu yang kemudian kabur tanpa membawa hasil. Lokasi kejadian berada persis di area parkir kampus IPB Dermaga, Bogor, tidak jauh dari Masjid Al-Hurriyah.
"Melihat gerak-gerik yang mencurigakan dari si pelaku, kedua satpam itu langsung menghampiri pelaku, lalu tiba-tiba terjadi pergumulan, ketika bergelut, tiba-tiba pelaku mengeluarkan senjata api dan menembak kedua satpam," ujarnya.
Menurutnya, penembakan terjadi sesaat sebelum shalat Jumat berlangsung. Dua pelaku beraksi dengan menggunakan motor Vario hitam. Mereka kabur setelah menembakkan pelor panas karena gagal membawa kabur motor incaran.
"Kejadian ini sudah ditangani pihak kepolisian setempat, kami berharap pelaku penambakan tersebut bisa segera ditangkap.