Rabu 30 May 2012 15:13 WIB

Ensiklopedi Islam: Islam vs Perbudakan (1)

Rep: Nashih Nashrullah/ Red: Chairul Akhmad
Ilustrasi
Foto: whyislam.org
Ilustrasi

REPUBLIKA.CO.ID, Perbudakan adalah fenomena yang lazim di sepanjang sejarah peradaban manusia. Menurut Ensiklopedi Oxford Dunia Islam Modern, di kalangan masyarakat pra-Islam perbudakan adalah pemandangan umum yang dijumpai di kawasan Laut Tengah, Asia, dan Afrika.

Kedatangan Islam memberikan konsep dan cara pandang progresif terhadap praktik perbudakan. Di dunia Arab jahiliyah, budak dikenal dengan istilah abd atau riqq.

Segala bentuk perbudakan, menurut Islam, harus dihapuskan. Konsep-konsep Islam sedikit demi sedikit mengikis perbudakan.

Hukum Islam menegaskan perbudakan sebagai praktik yang merugikan. Karena itu, Islam melarang umatnya memperbudak orang yang merdeka dalam masyarakat Islam, termasuk dzimmi (non-Muslim) yang berada dalam ikatan perjanjian dan tunduk kepada penguasa Muslim.

Syariat diberlakukan kepada bukan Muslim yang berada dalam tawanan atau telah dibeli menurut ketentuan hukum Islam, atau terhadap anak laki-laki dan perempuan dari budak yang berada dalam tawanan. Lebih dari itu, Islam mengajarkan jika manusia pada dasarnya bebas dan melarang memperbudak anak-anak telantar dan yatim piatu.

Islam juga memandang tindakan memerdekakan budak adalah perbuatan terpuji. Hukum Islam menawarkan beberapa prosedur pembebasan budak dengan mengeluarkan suatu pernyataan, kehendak, atau pemberian status merdeka kepada para budak.

Syekh Abdullah bin Abdurrahman bin Shalih Ali Bassam dalam Taisir Al-A’lam, menggarisbawahi ada beberapa cara yang dipergunakan Islam untuk menyikapi masalah perbudakan. Di antaranya, pertama faktor penyebab perbudakan dipersempit. Manusia yang merdeka tidak boleh dijadikan budak kecuali karena kafir yang ditawan pasca perang.

Kedua, memperlakukan budak secara manusiawi. Mereka tetap memperoleh hak layaknya orang normal; hak makan, minum, berpakaian, dan hak beristirahat, misalnya. Selain itu, Islam memberikan kesempatan pula para budak untuk mendapatkan kemerdekaan.

BACA JUGA: Ikuti News Analysis News Analysis Isu-Isu Terkini Perspektif Republika.co.id, Klik di Sini
Advertisement
Berita Lainnya
Advertisement
Terpopuler
1
Advertisement
Advertisement