REPUBLIKA.CO.ID, SINGAPURA - Amerika Serikat bersedia menjalin hubungan dengan militer Myanmar jika negara itu melanjutkan jalan reformasi yang demokratis. Sikap itu ditegaskan Menteri Pertahanan AS, Leon Panetta, Sabtu (2/6).
"Tentu kami mendorong reformasi-reformasi yang mereka harapkan lakukan," kata Panetta kepada delegasi-delegasi dalam satu Konferensi Tingkat Tinggi (KTT) Keamanan Asia di Singapura, Shangri-La Dialogue.
"Seperti yang Anda tahu Departemen Luar Negeri AS telah melakukan tindakan-tindakan untuk mencabut beberapa sanksi yang diberlakukan terhadap Myanmar dan berusaha mendorong mereka lagi untuk bergerak memasuki arah yang benar," katanya kepada wakil-wakil dari 27 negara dalam pertemuan yang diselenggarakan International Institute of Strategic Studies itu.
"Saya kira mereka dapat melaksanakan reformasi-reformasi dan melanjutkan usaha-usaha politik dengan sistem terbuka yang akan dibicarakan tentang bagaimana kami dapat meningkatkan hubungan pertahanan kami dengan negara mereka," katanya.
Setelah Myanmar melakukan reformasi politik dan membabaskan aktivis demokrasi Aung San Suu Kyi, sanksi-sanksi internasional terhadap negara itu sebagian dicabut. Di Bangkok, Suu Kyi Jumat mendesak "skeptisme yang sehat " menyangkut reformasi-reformasi Myanmar, dengan mengatakan hanya norma hukum yang dapat memperkuat kemajuan politik sekarang.