REPUBLIKA.CO.ID, KUDUS -- Kabupaten Kudus, Jawa Tengah, kembali meraih penghargaan anugerah Adipura untuk kategori kota sedang terbersih pada 2012, setelah periode 2009 dan 2010 juga meraih penghargaan serupa.
Menurut petugas pelaksana tugas Kantor Lingkungan Hidup (KLH) Kudus Sam?ani Intakoris di Kudus, Minggu, penghargaan tersebut sangat dinantikan masyarakat di Kabupaten Kudus, karena tahun lalu gagal meraih penghargaan adipura.
"Kami menerima informasi bahwa Kudus mendapatkan penghargaan adipura pada Sabtu (2/6) melalui faksimile dari Kementerian Lingkungan Hidup untuk kategori kota sedang terbersih," ujarnya.
Rencananya, kata dia, penghargaan tersebut akan diserahkan langsung oleh Presiden Susilo Bambang Yudhoyono bersama daerah lain di Tanah Air yang juga meriah penghargaan serupa pada Selasa (5/6).
Penghargaan Adipura tersebut merupakan milik masyarakat, karena untuk meraihnya juga mendapat dukungan masyarakat Kudus, terutama dalam menjaga kebersihan lingkungan.
"Tanpa dukungan masyarakat, tentunya Kudus sulit mendapatkan penghargaan tersebut," ujarnya.
Apalagi, standar penilaian adipura tahun ini lebih ketat dan jumlah titik pantau dari tim penilai juga lebih banyak di banding penilaian sebelumnya.
Meski berhasil mendapatkan penghargaan adipura, katanya, masih banyak persoalan yang perlu dibenahi, seperti kegiatan penanaman kabel serat optik di tepi jalan yang selama ini cukup mengganggu keindahan kota.
Ia berharap, kegiatan tersebut bisa dikembalikan seperti semula dengan baik.
Kabupaten Kudus mendapatkan penghargaan Adipura sebanyak tiga kali selama kepemimpinan Bupati Kudus Musthofa, yakni periode 2009, 2010, dan 2012.
Sedangkan periode 2011, Kabupaten Kudus gagal mendapatkan penghargaan serupa. Penyebab kegagalan tersebut, salah satunya adanya perubahan batas nilai minimal (passing grade) untuk penilaian adipura dari 73 poin menjadi 74 poin.
Selain itu, jumlah titik pantau dari tim penilai ditambah 20 titik pantau lagi, sehingga Kudus kesulitan memenuhi target.
Tempat pembuangan akhir (TPA) sampah di Desa Tanjungrejo, Kecamatan Jekulo, Kudus, yang sebelumnya menjadi titik lemah, kini bisa meraih nilai cukup tinggi, menyusul sudah ada pembenahan dengan penutupan zona dengan tanah uruk, dan di atasnya di beri lubang drum dan tanaman.