Senin 04 Jun 2012 21:21 WIB

Kisah Sahabat Nabi: Suraqah bin Malik, Menanti Janji Rasulullah (4-habis)

Rep: Hannan Putra/ Red: Chairul Akhmad
Ilustrasi
Foto: Blogspot.com
Ilustrasi

REPUBLIKA.CO.ID, Hari demi hari berjalan terus. Tampuk pemerintahan kaum Muslimin kini berada di tangan Khalifah Umar bin Khathab Al-Faruq.

Pada masa pemerintahannya yang penuh berkah itu, tentara kaum Muslimin bergerak maju menggetarkan kerajaan Persia, menyusul gerakan-gerakan kemenangan sebelumnya.

Benteng demi benteng direbutnya. Pasukan-pasukan musuh yang menghalang melintang ditumpasnya tuntas. Tahta demi tahta dijungkirbalikkannya. Harta rampasan bertumpuk. Dan kekuasaan raja-raja Persia pindah ke tangan mereka.

Pada suatu hari, akhir masa pemerintahan Khalifah Umar, beberapa utusan panglima Sa’ad Abi Waqqash (penakluk Persia) tiba di Madinah. Mereka melaporkan kemenangan-kemenangan yang dicapai tentara Muslimin, dan menyetorkan kepada Khalifah seperlima harta rampasan yang diperoleh dalam perang Sabilillah.

Setelah harta rampasan perang bertumpuk di hadapan Khalifah Umar, ia memandang kebingungan. Dalam tumpukan itu terdapat antara lain mahkota raja-raja bertahtakan mutiara mutu manikam. Pakaian-pakaian kebesaran kerajaan bersulam benang emas bertabur intan permata, sangat indah tiada terperi. Kalung-kalung mutiara dan intan berlian.

Di samping itu terdapat pula dua buah gelang kebesaran Kisra cantik tiada tandingan. Dan berbagai macam perhiasan raja-raja, ratu dan pangeran. Semuanya serba indah tiada ternilai harganya.

Khalifah membolak-balikkan tumpukan itu, memeriksa dengan tongkat beliau. Kemudian dia berpaling kepada orang-orang yang hadir di sekitarnya, lalu berkata, “Alangkah jujurnya orang-orang yang menyetor semua ini!”

Ali bin Abi Thalib yang turut hadir ketika itu menyahut, “Ya Amirul mukminin, lantaran anda bersih, maka rakyat akan bersih pula semuanya. Tetapi bila anda curang, mereka akan turut curang pula seperti anda!”

Sesudah itu, Khalifah Umar Al-Faruq memanggil Suraqah bin Malik. Lalu dipakaikannya kepada Suraqah pakaian kebesaran Kisra, lengkap dengan celana dan sepatunya. Kemudian disisipkannya pedang dengan ikat pinggang kebesaran Kisra.

Diletakkannya mahkota di kepala Suraqah. Sesudah itu dipakaikannya pula gelang kebesaran kerajaan di kedua tangan Suraqah. Kaum Muslimin memuji kagum dengan mengucapkan kalimat takbir, “Allahu Akbar! Allahu Akbar! Allahu Akbar!”

Khalifah berdiri mematut-matut Suraqah seraya berkata, “Wah, wah! Alangkah hebatnya anak Arab dusun Madlaji memakai mahkota dan gelang kebesaran Kisra!”

Kemudian Khalifah menadahkan tangan sambil berdoa, “Ya Allah, telah Engkau tahan harta ini semuanya terhadap Muhammad Rasul-Mu. Padahal, beliau lebih Engkau kasihi dan lebih mulia daripadaku. Engkau tahan pula harta ini semua terhadap Abu Bakar Ash-Shiddiq. Padahal beliau lebih Engkau cintai dan lebih mulia daripadaku. Kini Engkau berikan semua ini kepadaku. Aku berlindung kepada-Mu dari pemberian-Mu ini, agar semua ini tidak mencelakakanku dan umat ini.”

Setelah itu, harta tersebut dibagi-bagikannya kepada kaum Muslimin.

sumber : Sumber: 101 Sahabat Nabi karya Hepi Andi Bastoni
BACA JUGA: Ikuti News Analysis News Analysis Isu-Isu Terkini Perspektif Republika.co.id, Klik di Sini
Advertisement
Berita Lainnya
Advertisement
Terpopuler
1
Advertisement
Advertisement