Rabu 06 Jun 2012 01:02 WIB

Wuih, Ada Hama Sadis Serang Sawah

Tanaman cabai merah rusak akibat serangan hama/ilustrasi
Foto: Antara/Mohamad Hamzah
Tanaman cabai merah rusak akibat serangan hama/ilustrasi

REPUBLIKA.CO.ID, MADIUN---Mengapa sadis? Karena nama hama ini adalah hama potong leher. Hama inilah yang menyerang puluhan hektare sawah di sejumlah wilayah di Kecamatan Takeran, Kabupaten Magetan, Jawa Timur, hingga membuat petani setempat merugi.

"Akibat serangan hama potong leher tersebut, tanaman padi siap panen yang berusia 80 hari banyak yang mati. Kami merugi karena sebagian besar dipastikan gagal panen," ujar seorang petani daerah Takeran, Suwardi.

Menurut dia, tanaman padi yang terserang secara umum tidak ada bedanya dengan tanaman yang masih sehat. Namun, setelah dilihat lebih rinci, tangkai padi yang terserang tersebut telah membusuk dan bulir padinya menjadi kopong.

"Jika sudah begitu, lama-kelamaan tanaman akan kering dan kemudian mati. Bulir padinya juga keropos yang berimbas pada menurunnya jumlah produksi," kata dia.

Pihaknya dan para petani lainnya telah melakukan berbagai upaya untuk membasmi hama tersebut. Pihaknya juga telah melapor ke petugas Dinas Pertanian setempat, namun hama masih tetap saja menyerang bahkan meluas.

Luasan lahan padi yang terserang hama potong leher sudah mencapai puluhan hektare. Padahal sebelumnya, hanya belasan hektare saja.

"Kami berharap ada perhatian dari dinas terkait untuk membasmi hama ini. Sebab, akibat serangan hama ini membuat kami merugi karena hasil panen tidak sebanding dengan biaya perawatan tanaman," ucap petani lainnya, Pandi, berharap.

Kepala Dinas Pertanian Magetan Edy Suseno membenarkan tentang adanya serangan hama potong leher di sejumlah lahan sawah petani di wilayahnya. "Hama ini memang tergolong sulit, karena tanaman yang sudah terkena tidak bisa dipulihkan. Satu-satunya jalan adalah mencegah agar tanaman tidak terserang hama tersebut," ujar dia.

Ia menjelaskan, untuk mencegah tanaman terkena hama potong leher, pihak Dinas Pertanian Magetan telah melakukan sosialisasi tentang penggunaan agensia hayati yang merupakan organisme musuh alami dari berbagai hama dan penyakit pada tanaman pangan dan hortikultura. Cara ini dinilai lebih ampuh jika dibandingkan dengan pestisida. "Hanya saja, cara tersebut belum banyak dilakukan oleh para petani Magetan. Petani masih menggunakan obat-obatan kimia untuk membasmi hama potong leher yang terkadang sudah tidak mempan lagi," tuturnya.

sumber : antara
BACA JUGA: Ikuti News Analysis News Analysis Isu-Isu Terkini Perspektif Republika.co.id, Klik di Sini
Advertisement
Yuk Ngaji Hari Ini
يَسْتَفْتُوْنَكَۗ قُلِ اللّٰهُ يُفْتِيْكُمْ فِى الْكَلٰلَةِ ۗاِنِ امْرُؤٌا هَلَكَ لَيْسَ لَهٗ وَلَدٌ وَّلَهٗٓ اُخْتٌ فَلَهَا نِصْفُ مَا تَرَكَۚ وَهُوَ يَرِثُهَآ اِنْ لَّمْ يَكُنْ لَّهَا وَلَدٌ ۚ فَاِنْ كَانَتَا اثْنَتَيْنِ فَلَهُمَا الثُّلُثٰنِ مِمَّا تَرَكَ ۗوَاِنْ كَانُوْٓا اِخْوَةً رِّجَالًا وَّنِسَاۤءً فَلِلذَّكَرِ مِثْلُ حَظِّ الْاُنْثَيَيْنِۗ يُبَيِّنُ اللّٰهُ لَكُمْ اَنْ تَضِلُّوْا ۗ وَاللّٰهُ بِكُلِّ شَيْءٍ عَلِيْمٌ ࣖ
Mereka meminta fatwa kepadamu (tentang kalalah). Katakanlah, “Allah memberi fatwa kepadamu tentang kalalah (yaitu), jika seseorang mati dan dia tidak mempunyai anak tetapi mempunyai saudara perempuan, maka bagiannya (saudara perempuannya itu) seperdua dari harta yang ditinggalkannya, dan saudaranya yang laki-laki mewarisi (seluruh harta saudara perempuan), jika dia tidak mempunyai anak. Tetapi jika saudara perempuan itu dua orang, maka bagi keduanya dua pertiga dari harta yang ditinggalkan. Dan jika mereka (ahli waris itu terdiri dari) saudara-saudara laki-laki dan perempuan, maka bagian seorang saudara laki-laki sama dengan bagian dua saudara perempuan. Allah menerangkan (hukum ini) kepadamu, agar kamu tidak sesat. Allah Maha Mengetahui segala sesuatu.”

(QS. An-Nisa' ayat 176)

Berita Lainnya
Advertisement
Terpopuler
1
Advertisement
Advertisement