REPUBLIKA.CO.ID, JAKARTA – Investasi di kawasan transmigrasi ditarget bisa mencapai Rp 20,3 triliun pada tahun 2014. Menteri tenaga kerja dan transmigrasi (Menakertrans), Muhaimin Iskandar, mengatakan hal ini bertujuan untuk mencari solusi dalam menekan kesenjangan pembangunan antarwilayah.
Muhaimin menuturkan, selama ini pola pembangunan kurang memperhatikan faktor-faktor keseimbagan antarwilayah. Akibatnya terjadi kesenjangan pembangunan antar wilayah, terutama antara kawasan perdesaan-perkotaan, kawasan pedalaman-pesisir, Jawa-luar Jawa dan antara kawasan barat–timur.
“Prioritas penbangunan di lokasi transmigrasi ini juga berkaitan dengan rendahnya pertumbuhan di daerah terbelakang (hinterland) jika dibandingkan pertumbuhan di kota,” ungkap Muhaimin di Jakarta, Ahad (17/6).
Investasi itu, kata Muhaimin diperoleh dari kemitraan usaha antara transmigran dan penduduk setempat dengan badan usaha negara maupun swasta. Ia menegaskan saat ini sudah saatnya Kemnakertrans dan akademisi perguruan tinggi harus melakukan persiapan pembangunan kawasan transmigrasi dengan baik.
Dirjen Pembinaan Pembangunan Kawasan Transmigrasi (P2KTrans) Kemnakertrans, Jamaluddien Malik, menambahkan, kawasan transmigrasi yang akan dikembangkan harus mampu menghasilkan produk barang dan jasa secara efisien sesuai dengan kebutuhan pasar dan berdaya saing.