Advertisement
Sabtu 23 Jun 2012 16:10 WIB

Musim Kemarau Membawa Ancaman Dehidrasi

Musim kemarau panjang (ilustrasi).
Foto: Antara/Yusran Uccang
Musim kemarau panjang (ilustrasi).

REPUBLIKA.CO.ID, JAKARTA -- Musim kemarau yang panjang dari April hingga September mesti diwaspadai. Pasalnya, musim kemarau membawa ancaman dehidrasi, terutama pada masyarakat yang banyak aktifitas. Terlebih jika asupan minumannya kurang atau tidak sesuai dengan kebutuhan tubuh.

“Kekurangan cairan akan menyebabkan dehidrasi. Untuk menghindari hal ini, asupan cairan haruslah seimbang antara yang keluar dengan yang masuk,” kata pakar kesehatan dari  Fakultas Ilmu Keolahragaan Universitas Negri Jakarta (FIK UNJ) Dr Arie Sutopo SpKO.

Menurut Arie, dehidrasi bisa mengakibatkan sakit kepala, pusing, lesu, murung, daya respons rendah, saluran hidung kering, bibir kering dan pecah-pecah, urin berwarna terlalu kuning atau gelap, tubuh lemah, letih, dan halusinasi.

Jika tidak cepat diatasi, maka akan mengakibatkan susah keluar, gagal ginjal dan tubuh tidak mampu membuang sisa-sisa proses metabolisme yang beracun, bahkan pada kondisi ekstrem bisa pingsan, katanya merujuk hasil penelitian 'The Indonesia Regional Hydration Study (THIRST)' tahun 2009 yang merupakan hasil kerjasama Fakultas Ekologi Manusia IPB, Fakultas Kesehatan Masyarakat UNAIR, dan Pascasarjana Fakultas Kesehatan Masyarakat UNHAS.

“Hasil penelitian itu menunjukkan, tanpa air manusia hanya bisa bertahan hidup selama sembilan sampai 10 hari, sedangkan tanpa makanan selama 45-65 hari,” katanya sambil menambahkan tubuh manusia memerlukan setidaknya 2.000 cc cairan per hari untuk kondisi normal.

sumber : Antara
BACA JUGA: Ikuti Serial Sejarah dan Peradaban Islam di Islam Digest , Klik di Sini
Advertisement
Berita Lainnya
Advertisement
Terpopuler
1
Advertisement
Advertisement