REPUBLIKA.CO.ID, SEMARANG -- Kawanan perampok bersenjata tajam beraksi di Kantor Balai Pelayanan Penempatan dan Perlindungan Tenaga Kerja Indonesia (BP3TKI) Provinsi Jawa Tengah, di Jalan Kalipepe III Nomor 64, Pudak Payung, Banyumanik, Semarang. Perampok berhasil membawa kabur uang Rp120 juta.
Berdasarkan informasi yang diperoleh dari kepolisian, di Semarang, Senin, uang tersebut dibawa kabur para perampok setelah merusak dua brankas di ruang administrasi Kantor BP3TKI Jateng. Seorang penjaga malam Kantor BP3TKI, Sodik (43), mengaku mengetahui ada perampokan setelah mendengar pintu kaca ruang pelayanan dipecah sekitar pukul 03.30 WIB.
"Setelah mendengar suara pintu kaca dipecah, saya lalu menghampiri asal suara dan melihat sudah ada lima perampok yang menyekap rekan saya yang bernama Abdul Goni (46)," kata Sodik yang juga warga Kampung Dadapan RT 5 RW 2 Tembalang itu.
Ia mengaku sempat diancam akan ditembak oleh perampok saat akan lari sehingga kemudian menyerah dan disekap bersama Abdul di ruang pelayanan sambil dikalungi celurit. Selain melumpuhkan Sodik dan Abdul, para perampok juga menyekap Dani (22), penjaga malam Kantor BP3TKI yang berjaga di ruang administrasi.
Tiga penjaga malam tersebut disekap dengan cara kaki dan tangan diikat dengan tali rafia serta mata dan mulut dilakban.
Dani mengaku, setelah diikat dan dilakban, dirinya diseret masuk ruang administrasi dan hanya mendengar para perampok mencari barang berharga serta membongkar paksa brankas. Menurut dia, para perampok yang tidak mengenakan penutup kepala dan sebagian berlogat luar Jawa tersebut beraksi cukup cepat.
Selain membawa kabur uang di brankas, para perampok juga mengambil uang dan telepon seluler milik tiga penjaga malam yang disekap.
Saat ini, kasus perampokan Kantor BP3TKI Jateng dalam penanganan Kepolisian Sektor Banyumanik yang berkoordinasi dengan Kepolisian Daerah Jawa Tengah. Ketika melakukan penyelidikan di lokasi perampokan, polisi menemukan dua celurit, satu linggis, dan satu pasang sandal jepit yang diduga milik para perampok yang tertinggal.