Jumat 29 Jun 2012 06:16 WIB

Iran Tolak Tudingan Intervensi Suriah, tapi...

Bendera Iran
Bendera Iran

REPUBLIKA.CO.ID, Duta Besar Iran untuk PBB Mohammad Khazaei menolak tuduhan campur tangan Iran di Suriah seraya menegaskan bahwa kebijakan Tehran adalah untuk menghindari segala bentuk campur tangan dalam urusan internal negara lain.

Khazaei kepada wartawan setelah sidang Dewan Keamanan PBB pada Rabu (27/6) menyatakan bahwa Iran melaksanakan kebijakan non-intervensi dan Tehran tidak melakukan campur tangan secara militer maupun finansial di negara lain termasuk Suriah.

"Kami selalu mendukung prakarsa enam poin Kofi Annan sebagai solusi terbaik untuk menyelesaikan krisis Suriah dan kami menyerukan diakhirinya kekerasan di negeri ini," tambahnya.

Dia juga mengkritik sejumlah negara asing yang memasok senjata kepada kelompok pemberontak Suriah. "Menyalurkan senjata dan uang [ke Suriah] akan mengobarkan ketidakamanan di negara itu," katanya seraya menambahkan bahwa reformasi tidak mungkin terwujud selama kekerasan berlanjut.

Khazaei meminta semua negara untuk mendukung implementasi penuh prakarsa perdamaian Annan sebagai satu-satunya jalan keluar dari krisis saat ini. Suriah telah menjadi ajang kerusuhan sejak pertengahan Maret 2011.

Barat dan oposisi Suriah menuduh pemerintah membunuh para demonstran. Namun Damaskus balik menuding para penjahat  dan teroris bersenjata sebagai dalang di balik kerusuhan yang diatur dari luar negeri.

Menanggapi pertanyaan tentang penentangan AS terhadap partisipasi Iran dalam konferensi internasional terkait Suriah di Jenewa, Khazaei menilainya sebagai kekeliruan strategis karena telah mengabaikan peran konstruktif Iran di kawasan.

"Merupakan sebuah fakta yang sangat penting yang tidak dapat diabaikan oleh siapapun soal pengaruh dan peran konstruktif Republik Islam Iran di kawasan , jadi jika sejumlah pihak tidak ingin mendapatkan keuntungan dari pengaruh dan peran yang konstruktif tersebut, itu adalah masalah mereka sendiri dan ini sekaligus indikasi lain pengabaian fakta di lapangan," tambahnya.

Konferensi di Jenewa akan melibatkan para menteri luar negeri dari lima negara anggota tetap Dewan Keamanan PBB dan sejumlah negara regional.

Sekjen PBB Ban Ki-moon, Kofi Annan, dan Presiden Rusia Vladimir Putin, mereka telah menekankan bahwa Iran harus terlibat dalam konferensi tersebut.

sumber : IRIB/IRNA
Yuk koleksi buku bacaan berkualitas dari buku Republika ...
Advertisement
Yuk Ngaji Hari Ini
اَلَمْ تَرَ اِلَى الَّذِيْ حَاۤجَّ اِبْرٰهٖمَ فِيْ رَبِّهٖٓ اَنْ اٰتٰىهُ اللّٰهُ الْمُلْكَ ۘ اِذْ قَالَ اِبْرٰهٖمُ رَبِّيَ الَّذِيْ يُحْيٖ وَيُمِيْتُۙ قَالَ اَنَا۠ اُحْيٖ وَاُمِيْتُ ۗ قَالَ اِبْرٰهٖمُ فَاِنَّ اللّٰهَ يَأْتِيْ بِالشَّمْسِ مِنَ الْمَشْرِقِ فَأْتِ بِهَا مِنَ الْمَغْرِبِ فَبُهِتَ الَّذِيْ كَفَرَ ۗوَاللّٰهُ لَا يَهْدِى الْقَوْمَ الظّٰلِمِيْنَۚ
Tidakkah kamu memperhatikan orang yang mendebat Ibrahim mengenai Tuhannya, karena Allah telah memberinya kerajaan (kekuasaan). Ketika Ibrahim berkata, “Tuhanku ialah Yang menghidupkan dan mematikan,” dia berkata, “Aku pun dapat menghidupkan dan mematikan.” Ibrahim berkata, “Allah menerbitkan matahari dari timur, maka terbitkanlah ia dari barat.” Maka bingunglah orang yang kafir itu. Allah tidak memberi petunjuk kepada orang-orang zalim.

(QS. Al-Baqarah ayat 258)

Berita Lainnya
Advertisement
Advertisement
Advertisement