Jumat 06 Jul 2012 22:48 WIB

'Moeslim adalah Pemikir Kritis yang Menggugah'

Rep: Devi A Oktavika/ Red: Yudha Manggala P Putra
Moeslim Abdurrahman
Foto: Antara (persaudaraanhmi.com)
Moeslim Abdurrahman

REPUBLIKA.CO.ID, JAKARTA - Setelah menjalani perawatan di RSCM Jakarta, cendikiawan Moeslim Abdurrahman, menghembuskan nafas terakhirnya Jumat (6/7). 

Moeslim, yang dirawat sejak Rabu, dikabarkan meninggal akibat komplikasi penyakit diabetes dan jantung. 

Doktor lulusan University Illinois, Urbana, Champagne, Amerika Serikat ini dikenal karena pemikiran dan sumbangsihnya bagi pemikiran dunia Islam.  

Semasa hidupnya, ia dekat dengan almarhum Gus Dur serta beberapa tokoh Muslim Indonesia lain. 

Bagi Ketua Dewan Penasihat Ikatan Cendekiawan Muslim se-Indonesia (ICMI), Jimly Asshiddiqie, Moeslim yang ia kenal adalah pribadi yang kritis. Meski sempat menerima banyak kritikan balik,  pemikirannya masih tetap menggugah banyak pihak.

“Itu baik, karena dengan itu ia menggugah dunia pemikiran Islam, menekankan agar umat Islam tidak beragama hanya dengan mengikuti kelaziman," ujarnya melalui hubungan telepon Jumat (6/7). 

Mengenai kritikan balik yang kerap dialamtakan ke Moeslim, Jimly berkomentar, “Itu mungkin karena banyak yang tidak memahami cara berpikirnya.

Moeslim Abdurrahman lahir di Lamongan Jawa Timur pada 8 Agustus 1948. Ia meninggalkan seorang istri dan dua anak. 

Pria yang sempat menjabat Ketua Dewan Syuro PKB sepeninggal Gus Dur saat ini tercatat sebagai Direktur di Maarif Institute for Culture.

“Saya berdoa mudah-mudahan beliau khusnul khotimah, dan amal beliau diterima di sisi Allah,” doa Jimly.

Yuk koleksi buku bacaan berkualitas dari buku Republika ...
Advertisement
Berita Lainnya
Advertisement
Terpopuler
1
Advertisement
Advertisement