Senin 09 Jul 2012 18:41 WIB

Abbas Undang Pakar Swiss Ambil Sampel Arafat

Yasser Arafat
Foto: top99news.com
Yasser Arafat

REPUBLIKA.CO.ID, RAMALLAH, PALESTINA - Presiden Palestina akan mengundang para pakar Swiss yang memeriksa kematian Yasser Arafat untuk menguji lebih lanjut sampel dari jasad mantan pemimpin Palestina itu, kata pejabat Palestina, Ahad (8/7).

Undangan itu disampaikan setelah investigasi Al Jazeera menemukan kadar radioaktif berbahan polonium yang cukup tinggi di beberapa barang milik Arafat, dan menduga kemungkinan tokoh itu telah diracuni.

"Presiden (Mahmoud) Abbas memerintahkan salah satu penasehat medisnya untuk segera berkomunikasi dengan para ahli di lembaga Swiss yang menguji pakaian Arafat dan meminta mereka datang segera ke Ramallah untuk mengambil sampel dari tubuh Arafat," kata Saeb Erakat, Ahad tengah malam.

Dia menambahkan bahwa Abbas berharap pengujian lebih lanjut oleh para ahli "akan mengungkapkan penyebab sebenarnya kematian Arafat".

Polonium, yang sangat beracun, digunakan untuk membunuh mantan mata-mata Rusia yang berbalik arah mengeritik Kremlin, Alexander Litvinenko, pada 2006. Ia tewas setelah minum teh yang dicampur dengan zat tersebut di restoran London.

Investigasi Al Jazeera, yang disiarkan pada pekan lalu, dilakukan pada beberapa barang milik Arafat, yang telah diberikan kepada istrinya, Suha, oleh rumah sakit Paris --tempat Arafat meninggal pada 2004.

Suha Arafat memberikan izin pada Al Jazeera untuk mengambil beberapa barang itu, termasuk pakaian Arafat yang dipakai pada hari-hari sebelum dia meninggal dalam usia 75 tahun, dan melakukan uji coba khusus.

Di antara para ahli yang dirujuk oleh saluran berita itu adalah para pakar di Lembaga Radiasi Fisika di Universitas Lausanne Swiss, yang menemukan polonium tingkat tinggi yang tidak terjadi secara alami.

Francois Bochud, pimpinan dari lembaga itu, memberitahu Al Jazeera bahwa pengujian telah mengungkapkan adanya kadar "polonium signifikan" pada sampel dari barang-barang Arafat termasuk rambut dan darah Arafat.

Tetapi untuk menegaskan teori bahwa pemimpin Palestina telah diracuni dengan polonium membutuhkan analisis lebih lanjut dari tubuh Arafat, kata Bochud.

"Jika (Suha Arafat) benar-benar ingin mengetahui apa yang terjadi pada suaminya (kita perlu) menggunakan sampel - maksud saya, penggalian ... yang seharusnya dapat memberi kami sampel dengan kadar polonium yang sangat tinggi jika benar ia telah diracuni," katanya.

Suha Arafat telah mengatakan bahwa dia akan mengupayakan penggalian untuk memungkinkan para pakar mengambil contoh tambahan untuk diuji, dan para pemimpin Palestina telah mengatakan akan bersedia untuk memberikan izin penggalian jika disepakati keluarga Arafat.

Banyak rakyat Palestina percaya bahwa Arafat telah diracuni oleh Israel, yang telah menyangkal tuduhan-tuduhan itu, menuduh Suha Arafat dan para pejabat Palestina telah menyembunyikan alasan sebenarnya kematian mantan pemimpin itu.

sumber : Antara
BACA JUGA: Update Berita-Berita Politik Perspektif Republika.co.id, Klik di Sini
Advertisement
Berita Lainnya
Advertisement
Advertisement
Advertisement