REPUBLIKA.CO.ID, JAKARTA -- Presiden Susilo Bambang Yudhoyono (SBY) menilai, dampak krisis yang melanda Eropa dan menerpa kawasan Asia kali ini, tidak sebesar krisis pada 2008-2009. SBY mencontohkan pada 2008, pertumbuhan Indonesia yang seharusnya tumbuh enam persen justru anjlok di angka 4,3 persen.
Tetapi, sebut SBY, krisis Eropa tidak sampai membuat Indonesia mengalami krisis pada 2008-2009. Terbukti pada kuartal pertama di 2012, pertumbuhan ekonomi Indonesia berada di angka 6,3 persen.
Karena itu, Presiden SBY berharap pertumbuhan ekonomi di kuartal kedua tak jauh berbeda. “Kalau melihat apa yang terjadi pada ekonomi di negara kami, mudah-mudahan tidak lebih berat dibandingkan pada 2008 lalu,” kata Presiden SBY memberikan keterangan pers di Istana Merdeka, Jakarta usai menerima Kanselir Jerman, Angela Merkel, Selasa (10/7).
SBY berharap dan optimis kawasan Eropa bisa menemukan solusi yang tepat untuk mengatasi krisis. Rasa optimis juga disampaikan Merkel. Ia menegaskan, Jerman harus ikut membantu memulihkan perekonomian global. Jerman pun menyiapkan berbagai kebijakan agar tidak terkena dampak besar dari krisis Eropa. (baca: Jerman tak Terpengaruh Krisis Eropa Kata Merkel)
“Kita belum keluar dari krisis 2008-2009, tetapi sudah banyak hal yang kami lakukan. Kita optimis akan bisa diatasi,” ujarnya optimis.