REPUBLIKA.CO.ID,NATUNA--Demi menjaga kelangsungan hidup populasi penyu dari kepunahan, masyarakat Desa Mabai Kecamatan Bunguran Utara, Natuna, Kepulauan Riau, menetaskan 300 telur penyu.
Camat Bungutan Utara, Sabki menuturkan bahwa masyarakat Desa Mabai yang tergabung dalam Kelompok Masyarakat Pengawas (Pokmaswas) memiliki kesadaran yang tinggi untuk menjaga populasi penyu dari kepunahan.
"Mereka berinisiatif mengambil telur dari dua lubang berikut media telur tersebut, yakni pasir untuk ditetaskan di Desa Mabai," katanya di Ranai, Natuna, Kamis.
Telur-telur tersebut sebenarnya berada di Pulau Maraguk yang menjadi kawasan konservasi penyu, namun karena tiada pengawasan di kawasan tersebut akhirnya telur-telur penyu tersebut dibawa ke Desa Mabai.
"Kebanyakan telur-telur penyu yang berada di Pulau Maraguk sering hilang, sebab diambil oleh tangan-tangan tak bertanggung jawab," katanya.
Akhirnya, walaupun penetasan tidak di tempat aslinya, namun tetap menetas menjadi anak penyu yang disebut tukik. "Insya Allah, hari Minggu akan kami lakukan pelepasan di pantai," ujarnya.
Senada dengan Sabki, Kepala Seksi Pengawasan Dinas Perikanan dan Kelautan (DKP) Natuna Buyung Priady mengungapkan Pokmaswas Desa Mabai akan melakukan pelepasan tukik.
"Upaya masyarakat, khususnya Pokmaswas Desa Mabai ini patut menjadi contoh dalam menjaga keseimbangan lingkungan hidup," katanya.
Bayangkan saja, demi menjaga kelangsungan penyu dari kepunahan mereka rela membawa telur-telur penyu tersebut dari tempat aslinya guna menghindarkan telur-telur tersebut dijarah oleh tangan-tangan yang hanya memikirkan keuntungan.
Pokmaswas Desa Mabai merupakan salah satu dari 21 Pokmaswas se-Natuna yang saat ini masih aktif. "Dari 21 Pokmaswas tersebut, hanya sekitar separuh yang aktif. Termasuklah Pokmaswas Desa Mabai yang terus berupaya menjaga kelestarian lingkungan," katanya.