REPUBLIKA.CO.ID, PALEMBANG -- Sebanyak 22 sampel tahu yang diambil dari sejumlah pedagang beberapa pasar tradisional oleh Dinas Kesehatan Kota Palembang, Sumatera Selatan, terbukti mengandung formalin setelah dilakukan pengujian di laboratorium.
Kepala Dinas Kesehatan Kota setempat Gema Asiani di Palembang, Kamis, mengatakan sampai Rabu (25/7) sore mereka meneliti secara seksama kandungan zat pada 138 contoh makanan dan minuman yang diperiksa ternyata mengandung zat-zat yang membahayakan bagi kesehatan.
"Hasilnya, 38 contoh makanan mengandung formalin, yaitu 22 buah tahu dan 26 sampel mie basah. Selain itu didapati minuman cendol berbahan sagu berwarna merah mengandung pewarna tekstil," katanya.
Ia menjelaskan contoh makanan dan minuman tersebut dikumpulkan dari 18 lokasi pasar beduk di Kota Palembang.
Sejumlah lokasi yang menjual tahu berformalin dan minuman dengan pewarna tekstil tersebut, seperti di Pasar Beduk 7 Ulu dan bawah Jembatan Ampera serta Pasar Kilometer 5.
Menurut dia, petugas kembali mendatangi penjual produk yang mengandung zat terlarang untuk dikonsumsi tersebut.
Para pedagang diminta untuk menghentikan kegiatan menjual makanan dan minuman yang mengandung zat beracun itu.
Selain itu, pihaknya menelusuri dimana tempat asal membeli produk itu sehingga dapat memotong mata rantai peredaran makanan dan minuman yang sangat tidak layak dikonsumsi.
Ia mengatakan pengawasan dan pengambilan serta pemeriksaan contoh makanan dan minuman akan terus dilakukan secara rutin.
Hal itu dilakukan untuk mengantisipasi bahaya dampak dari mengkonsumsi makanan dan minuman beracun itu.
Warga Palembang juga diminta berhati-hati membeli makanan terutama yang mudah basi, seperti tahu pilihlah teksturnya lembut begitu juga mie basah jangan yang keras dan kenyal.
Warna yang mencolok dari makanan dan minuman juga menjadi indikasi mengandung zat pewarna tekstil sehingga harus dihindari, katanya