REPUBLIKA.CO.ID, DUSHANVE -- Gerilyawan Tajikistan yang terlibat dalam bentrokan mematikan dengan pasukan keamanan awal pekan ini menolak untuk meletakkan senjata mereka. Demikian kata jaksa setempat pada Sabtu.
Puluhan orang tewas dalam bentrokan yang dimulai ketika pasukan keamanan Tajik dikerahkan ke kawasan Badakhshan timur yang terpencil. Mereka dikerahkan untuk melawan gerilyawan yang setia kepada seorang mantan panglima perang setelah membunuh seorang pejabat senior keamanan.
Jumlah korban tewas terus meningkatkan. Menurut jaksa Tajikistan, sebanyak 17 anggota pasukan keamanan dan 30 gerilyawan serta seorang warga sipil tewas dalam bentrokan di sekitar kota utama Khorog tersebut.
Satu gencatan senjata telah diberlakukan pada beberapa hari terakhir saat pasukan pemerintah dan perwakilan lokal mengadakan pembicaraan. Tetapi, jaksa mengatakan gerilyawan telah menolak untuk menyerahkan para pemimpin mereka dan menyerahkan senjata.
"Mereka pasti menolak untuk melaksanakan saran-saran ini dan mulai lagi untuk mengumpulkan pendukung bersenjata serta telah memulai perlawanan bersenjata," kata jaksa dalam satu pernyataan.
"Kami berharap bahwa operasi khusus untuk menahan para penjahat akan selesai tak lama lagi."