REPUBLIKA.CO.ID, BANDUNG - Provinsi Jabar, cukup potensial menghasilkan komoditas kopi. Namun, saat ini lahan perkebunan kopi belum digarap secara optimal. Dari sekitar 62 ribu haktare lahan perkebunan yang ada, hingga saat ini yang digunakan hanya sekitar 25 ribu hingga 30 ribu hektare atau sekitar 50 persennya.
"Kami akan terus mendorong perkembangan kopi di Jabar," ujar Kepala Dinas Perkebunan Jabar, Slamet Ginanjar kepada wartawan di sela-sela pemberian penghargaan dari Internasional Open Barrista Challenge) dan Roaster (pengolah) Kopi, Morning Glory kepada 5 petani dan pengolah kopi di wilayah Jabar, Sabtu (28/7) malam.
Slamet menjelaskan, bentuk dukungan Dinas Perkebunan Jabar agar lahan perkebunan bisa dioptimalkan yakni dengan peningkatan anggaran, memberikan bimbingan ke sejumlah petani dan lain-lain.
Slamet mengatakan, Ia sangat mengapresiasi pemberian penghargaan pada petani dan pengolah kopi di Jabar. Karena, dengan adanya penghargaan ini bisa merangsang para petani dan pengolah kopi di Jabar untuk terus berkembang.