REPUBLIKA.CO.ID, JEMBER -- Pakar pertanian dari Universitas Jember, Prof Dr Achmad Subagio MAgr, mengatakan, bahan aslinya tempe bukanlah kedelai. Menurutnya, bahan asli tempe di masa lalu adalah kara.
"Tempe itu asli buatan Indonesia, tapi kedelai tidak. Kedelai itu bawaan dari Cina yang kemudian juga dibuat tahu. Dulunya, tempe itu dibuat dari kara," katanyadi Jember, Jawa Timur, Senin (30/7).
Dikatakannya, kara adalah asli tanaman tropis dan bisa tumbuh di tanah marjinal. "India sudah mengembangkan tanaman kara ini dan hasilnya bagus. Sementara untuk kedelai merupakan tanaman subtropis, sehingga di Indonesia produksinya tidak akan bisa maksimal," kata penemu beras cerdas dari singkong ini.
Lulusan perguruan tinggi di Jepang ini mengemukakan bahwa dari sisi protein, kara di Jawa disebut koro, tidak berbeda jauh dengan kedelai. Dari sisi pola tanam, kara lebih murah karena hampir tidak memerlukan pemupukan. Selain itu, pohonnya juga bisa tumbuh lagi setelah dibabat.
Menurut dia, walaupun direkayasa seperti apa pun, tanaman kedelai di Indonesia tidak akan bisa bersaing dengan produksi negara subtropis. Produksi kedelai di Indonesia tidak akan pernah bisa mencapai dua ton per hektare.
Karena itu, menurut dia, sangat tidak tepat jika menghadapi kenyataan meroketnya harga kedelai saat ini, sejumlah pemerintah daerah mendorong petani untuk berbondong-bondong menanam kedelai. "Makanya sekarang perlu didorong untuk pembuatan tempe dari kara ini. Jenis kara ini di Indonesia ratusan, karena satu jenis saja variannya sangat banyak," katanya.
Ia bercerita bahwa era 1970-an dirinya masih merasakan tempe kara. Karena semuanya fokus ke kedelai, maka tempe kara tidak ada, termasuk tempe benguk. Menurut dia, untuk mengembangkan tempe kara saat ini memang tidak mudah, karena ketersediaan bahan bakunya sangat sedikit. Namun demikian, hal itu seharusnya dijadikan pendorong oleh pemerintah dan masyarakat untuk menanam bahan pangan yang sesuai dengan iklim tropis.
"Untung sekarang kami masih menemukan biji-biji kara dalam berbagai jenis, kalau tidak kan sayang. Kara ini memiliki banyak kelebihan dan kandungan karbohidratnya tinggi. Selain untuk tempe, banyak kegunaan kara ini, seperti untuk saus, kecap, penyedap rasa, susu dan lainnya," katanya. Saat ini, kata dia, FTP Unej sedang melakukan percobaan pembuataan tempe kara untuk menyikapi masalah tingginya harga kedelai.