REPUBLIKA.CO.ID, YOGYAKARTA -- Korban erupsi gunung Merapi yang sebelumnya tinggal di hunian sementara, bersyukur saat ini sudah tinggal di hunian tetap (huntap) berupa rumah permanen. "Alhamdulillah rumahnya bagus, daripada harus tinggal di shelter. Bantuan yang sudah didapat yakni tikar, sembako dan peralatan rumah tangga," kata Warsini di Kecamatan Cangkringan Kabupaten Sleman, Kamis (2/8).
Warsini (28) dan 80 KK sekitar dua bulan terakhir sudah menempati hunian tetap di Dusun Karang Kendal Desa Umbul Harjo Kecamatan Cangkringan Kabupaten Sleman. Huntap tersebut berupa rumah permanen dan sudah dialiri listrik dari huntara yang ditempati sebelumnya, bahkan ada sebagian yang memasang keramik untuk lantai.
Huntap seluas 36 meter persegi yang dibangun di atas tanah 100 meter persegi merupakan bantuan dari sejumlah pihak seperti Rekompak dan pemerintah. Kebahagian mereka semakin bertambah saat Menteri Sosial Salim Segaf Al Jufri bersama istri Zaenab Alwi Basri mengunjungi dan memberikan bantuan peralatan masak untuk mengisi rumah baru mereka.
Bantuan tersebut diserahkan secara simbolis bantuan peralatan masak untuk 2.160 KK di Yogyakarta dengan total bantuan senilai Rp817 juta. "Kami bersyukur tinggal di hunian tetap. Karena bersyukur serasa cukup semua, kalau dibandingkan dulu tidak punya apa-apa sekarang sudah ada meskipun sedikit," kata salah seorang warga penghuni huntap, Sri Rahayu.
Berdasarkan data Dinas Sosial, akibat letusan Merapi yang terjadi pada 2010 telah merenggut korban jiwa 248 orang dan 223 alami luka-luka. Jumlah warga yang terpaksa mengungsi karena rumahnya hancur akibat asap panas Merapi dan direlokasi ke huntara di provinsi Yogyakarta dan Jawa Tengah sebanyak 2.784 KK atau 13.754 jiwa. Sementara di Provinsi DI Yogyakarta terdapat sebanyak 2.613 KK atau 13.065 jiwa korban yang menempati huntara.