REPUBLIKA.CO.ID, NABLUS, TEPI BARAT - Kesedihan dan kemurungan Aya Darghma, anak perempuan yang berusia sembilan tahun dan menjalani perawatan medis di Rumah Sakit Radiya di Kota Nablus, Tepi Barat Sungai Jordan, telah berubah jadi kegembiraan dan kebahagiaan setelah badut tiba-tiba masuk ke kamarnya.
Muhand ash-Sharif, orang Palestina yang berusia 25 tahun dari Kota Kecil Salfit di bagian utara Tepi Barat, sangat suka memakai kostum badut dan bergerak dari satu tempat tidur ke tempat tidur lain di bagian anak di rumah sakit tersebut, sambil membawa boneka, balon dan hadiah dalam upaya meringankan penderitaan anak-anak tersebut.
Di Tepi Barat, orang menyebut ash-Sharif "dokter badut" saat ia berkeliaran dari satu rumah sakit ke rumah sakit lain di bagian anak untuk menghadirkan kegembiraan dan kebahagiaan bagi pasien muda itu dan orang tua mereka. Ia menari, menyanyi dan membagikan hadiah serta balon kepada semua pasien.
Ibu Draghma, Um Aya, tidak percaya apa yang dilakukan ash-Sharif pada putrinya ketika ia tiba-tiba muncul di kamar tersebut dan mulai menari serta menyanyi sehingga menarik perhatian Aya. "Ia membuat senang putri saya dan membawa kebahagiaan ke hati kami serta mengubah suasana muram jadi suasana penuh tawa dan kegembiraan."
"Ia adalah dokter yang luar biasa dan sangat bermanfaat buat anak-anak. Saya harap ia terus datang untuk membawa kegembiraan kepada anak-anak yang sakit," kata ibu itu sebagaimana dilaporkan Xinhua.
Aya sependapat dengan ibunya dan mengatakan, sementara kedua matanya berbinar, "Saya merasa sangat sakit dan muram, tapi setelah ia datang ke kamar saya, saya merasa jauh lebih baik."
Ayya sangat bahagia saat ia memegang beberapa balon warna-warni di tangan. "Saya suka dokter badut," kata perempuan tersebut.
Beberapa ibu yang membawa anak mereka ke rumah sakit itu untuk pengobatan berkumpul di sekeliling badut tersebut, dan berusaha mengucapkan terima kasih kepada dia karena membantu anak mereka yang sakit melupakan rasa sakit mereka.
Ash-Sharif, yang mempelajari jurnalisme, sangat menyukai peran sebagai "dokter badut". Pekerjaan barunya adalah bagian dari program kemanusiaan tiga-bulan, dan ia melakukan satu kunjungan per pekan ke setiap rumah sakit pemerintah di Tepi Barat, tempat program tersebut ditaja oleh dua perusahaan swasta.
Ia mengenakan pakaian badut dengan beragam warga cerah, mencat wajahnya dan melakukan gerakan badut sejati. Dalam waktu singkat, ash-Sharif berhasil meringankan penderitaan anak-anak dan menghadirkan senyum di wajah pucat mereka.
"Dengan wajah saya, yang penuh warna, dan hidung --yang agak merah-- selain beberapa lagu gembira, tarian dan aksi, saya berhasil membawa kegembiraan ke hati anak-anak yang sakit," kata ash-Sharif saat ia berusaha membantu seorang perawat menyuntik obat pada seorang anak yang sakit.
Ia menambahkan setelah lulus dari perguruan tinggi media, bertingkah sebagai badut adalah hobinya. "Saya mengikuti beberapa pelajaran pelatihan di luar negeri mengenai cara bertindak sebagai badut dan cara menghadapi anak-anak dan membuat mereka gembira. Sekarang saya merasa saya seperti dokter yang membantu anak-anak untuk meringankan penderitaan mereka."