REPUBLIKA.CO.ID, JAKARTA -- Presiden Susilo Bambang Yudhoyono (SBY) mengaskan akan mencabut kontrak karya tambang Indonesia dengan pihak asing jika tidak adil untuk Indonesia.
"Kontrak masa lalu yang sangat tidak adil, sungguh merugikan negeri ini, rakyat kita, tentu kita harus bicara baik-baik," katanya dalam rapat koordinasi bidang energi di kantor pusat pertamina, Selasa (7/8).
Menurutnya, kebijakan dari sektor energi akan berpengaruh dan memiliki dampak domino terhadap perekonomian Indonesia secara keselurahan. Contohnya, dari harga bbm dan besarnya subsidi, peluang untuk membangun keperluan lain seperti infrastruktur akan berkurang.
Ia mengatakan kerja sama internasional memang lazim dilakukan. Apalagi dengan perekonomian dunia yang sudah interconnected. Tetapi, ia mengingatkan agar Kementerian ESDM yang membawahi hal tersebut harus jeli mengeluarkan kebijakan.
Misalnya dalam kaitan dengan renegosiasi dengan besaran nilai dan manfaat yang besar dan adil. Ia kembali mengingatkan mengenai kontrak karya yang sudah terjalin dengan beberapa perusahaan asing. Utamanya yang bergerak dibidang energi.
Hal itu berlanjut pada terganggunya iklim investasi dan berujung pada pertumbuhan ekonomi. “Saya gambarkan ada mata rantai, bbm dengan peluang yang kita dapatkan pembangunan ekonomi sekarang dan ke depan,” katanya.