REPUBLIKA.CO.ID,JAKARTA--Ibu negara Korea Utara tertangkap kamera tengah membawa sebuah tas tangan yang diduga sebagai produk Christian Dior, suatu merek mewah dunia yang sangat kontras dengan situasi serba kekurangan yang tengah di alami oleh sebagian besar rakyat di negara miskin itu.
Ri Sol-Ju, istri dari pemimpin muda Kim Jong-un, tertangkap kamera membawa tas tangan itu saat tengah mendampingi suaminya dalam sebuah "kunjungan lapangan" ke suatu unit militer.
Belum dapat dipastikan apakah tas tangan itu asli atau imitasi. Namun menurut harian Korea Selatan JoongAng Ilbo, Rabu, tas tangan tersebut dibandrol dengan harga 1,8 juta won atau 1.594 dolar AS di Seoul.
Foto itu, yang ditayangkan oleh televisi pemerintah dan kantor berita resmi negara itu, menunjukkan pasangan itu bertepuk tangan saat tengah duduk bersama menikmati pertunjukan seni oleh para prajurit.
Ri mengenakan gaun putih dengan atasan hitam dan di sampingnya tergeletak sebuah tas tangan kecil yang tampak memiliki ciri khas merek mewah Christian Dior yaitu simbol logam huruf "D".
Penampilan ibu negara muda yang menarik dan modis itu sangat berbeda dengan suaminya yang mengenakan setelan khas warna gelap bergaya Mao dan para pejabat militer yang mengenakan seragam warna hijau dan topi.
Foto itu ditayangkan oleh televisi pemerintah Selasa malam namun kapan peristiwa itu terjadi tidak diketahui dengan jelas.
Negara komunis yang tertutup itu, dalam suatu langkah yang sangat tidak biasa, bulan lalu mengumumkan Ri sebagai istri Kim. Foto-foto baru-baru ini menunjukkan kehadiran pasangan itu di acara-acara publik yang memicu rasa penasaran publik mengenai identitas Ri.
Kim, yang diyakini berusia akhir 20an, mengambil alih kepemimpinan Korea Utara dari ayahnya Kim Jong il yang meninggal dunia pada Desember lalu.
Pengumuman pernikahannya dinilai sebagai salah satu upaya untuk menekankan kedewasaan pemimpin muda itu dalam suatu budaya yang menjunjung tinggi keluarga.
Negara berpenduduk 24 juta orang itu telah mengalami kekurangan makanan parah sejak bencana kelaparan di pertengahan 1990an yang menewaskan ribuan orang.
Badan-badan PBB memperkirakan musim gugur lalu bahwa tiga juta orang akan memerlukan bantuan makanan tahun ini.