REPUBLIKA.CO.ID,PURBALINGGA -- Hujan yang turun di kawasan lereng utara, membantu upaya berbagai pihak untuk memadamkan api yang membakar kawasan hutan di lereng Gunung Slamet Jawa Tengah.
''Hujan cukup deras yang sempat turun Ahad (26/8) sore cukup lama. Hujan ini benar-benar sangat membantu usaha kita untuk mengatasi kobaran api,'' kata Administratur Kesatuan Pemangku Hutan Perum Perhutani Banyumas Timur, Budi Widodo, Senin (27/8).
Menurutnya, dengan bantuan hujan tersebut, api yang sebelumnya sempat menyebar ke beberapa titik, sudah berhasil dipadamkan. Meski belum seluruhnya padam, namun hal ini memudahkan warga dan petugas yang dikirim untuk memadamkan api, untuk menjinakkan api yang saat ini masih menyala.
''Hanya tinggal dua atau tiga titik yang masih menyala di sekitar lokasi Kali Baya yang menjadi batas wilayah Kabupaten Purbalingga dan Pemalang. Kita sedang berupaya melokalisir api dengan membuat parit di sekitar titip api, agar tidak menyebar lagi,'' katanya. Dia berharap, hujan akan turun lagi sehingga upaya pemadaman api akan semakin cepat.
Saat ini, kondisi langit di lerang utara terlihat digelantungi awan hujan. Untuk itu, Budi berharap, awan tersebut bisa berubah menjadi hujan. ''Kemarin, petugas yang dikirim memadamkan api sudah turun ke pos Bambangan Desa Kutabawa Kecamatan Karangreja Kabupaten Purbalingga, dengan basah kuyup karena kehujanan,'' jelasnya.
Untuk itu, terhadap warga dan petugas yang Senin (27/8) ini dikirim ke lokasi kebakaran, akan dilengkapi dengan mantel jas hujan. ''Bagaimana pun, kalau mereka bisa jatuh sakit kalau kedinginan sekaligus kehujanan,'' katanya.
Asper Perhutani Purbalingga, Ahmad Efendi mengatakan, berdasarkan pendataan yang dilakukan tim dari Perhutani, luas hutan di wilayah Purbalingga yang sudah dilalap api mencapai lima hektare. Api ini melintasi Kali Baya yang berupa sungai kering berujud jurang cukup dalam. Sementara hutan di wilayah Pemalang yang terbakar belum terdata, namun lebih luas dibandingkan wilayah hutan Purbalingga yang terbakar.
Dia mengatakan, saat ini tercatat ada 250 personel dari unsur warga sekitar hutan, Perhutani, SAR dan TNI, yang siap melakukan pemadaman. Mereka ditugaskan secara bergilir untuk naik ke lereng gunung lokasi kebakaran. ''Setiap harinya, ada sekitar 80 hingga 100 orang yang kita tugasnya untuk melakukan pemadaman,'' jelasnya.
Selain di lereng Gunung Slamet, upaya pemadaman kebakaran hutan saat ini juga masih terus dilakukan di Gunung Petarangan Dataran Tinggi Dieng. Hutan di lereng gunung ini, juga mulai terbakar sejak Sabtu (25/8) lalu. ''Beberapa titik api memang belum berhasil dipadamkan, terutama di wilayah perbatasan Banjarnegara dan Pekalongan,'' kata staf BPBD Banjarnegara Andri Sulistyo.
Kepala Desa Sumberejo Kecamatan Batur Kabupaten Banjarnegara, Ibrahim mengatakan, pemadaman kebakaran hutan dilakukan oleh warganya secara bergotong-royong. ''Sekarang tinggal bara api kecil, tapi warga masih bahu membahu memadamkan api agar tidak berkobar makin besar lagi,'' katanya.
Asisten Perhutani Bagian Kesatuan Pemangkuan Hutan (BKPH) Karangkobar Kesatuan Pemangkuan Hutan (KPH) Banyumas Timur Taufik Hidayaturohman mengatakan, kobaran api terjadi di hutan produksi petak 21, 22, dan 23 Resor Pemangkuan Hutan (RPH) Batur yang meliputi wilayah Tlagabang, Batur, dan Simbar. ''Api berasal dari kebakaran hutan di wilayah KPH Pekalongan Timur yang masuk wilayah Kabupaten Batang,'' katanya.