Selasa 28 Aug 2012 16:57 WIB

Kurangi Kecelakaan Saat Mudik? Ini Usulan JK

Rep: Qommaria Rostanti/ Red: Dewi Mardiani
Ketua PMI Jusuf Kalla
Foto: Antara
Ketua PMI Jusuf Kalla

REPUBLIKA.CO.ID, JAKARTA -- Banyaknya jumlah korban meninggal saat mudik membuat pemerintah harus memikirkan solusi baru. Ketua Palang Merah Indonesia (PMI), Jusuf Kalla (JK), memiliki ide bagaimana mengurangi kecelakaan musiman tersebut.

Menurut pria yang pernah menjabat sebagai Wakil Presiden Republik Indonesia ini, perlu adanya pembatasan jarak bagi setiap pengendara, khususnya sepeda motor saat mudik. "Harus ada aturan, misalnya setiap motor tidak boleh menempuh jarak dari 100 kilometer per hari," ucapnya di Kantor PMI, Gatot Subroto, Jakarta, Selasa (28/8).

Adanya gagasan ini dinilai baik guna menjaga kondisi fisik pemudik. Berjejal di tengah keramaian selama berhari-hari sudah barang tentu membuat pemudik dengan sepeda motor kelelahan. Inilah yang disinyalir membuat pemudik kurang berhati-hati dalam berkendara. "Bayangkan saja naik motor sampai 10 jam perhari ya pasti mudah kecelakaan karena fisiknya lelah," katanya.

Tahun ini, jumlah korban meninggal selama mudik mengalami kenaikan menjadi 908 orang dalam dua pekan. JK berujar, tren kenaikan disebabkan dua faktor. Pertama, pemerintah tidak memiliki infrastruktur ideal bagi pemudik dan yang kedua adalah kedisiplinan pemudik itu sendiri. Dua hal tersebut menyebabkan ribuan pemudik terpaksa berada bersama di ruas jalan yang kurang memadai.

 

Meski kurangnya infrastruktur dinilai sebagai salah satu penyebab meningkatnya jumlah kecelakaan mudik, namun JK tak lantas menyalahkan pemerintah. Pria berusia 70 tahun ini mengatakan besarnya subsidi bahan bakar minyak (BBM) menyebabkan pemerintah tidak mempunyai kekuatan cukup anggaran membangun infrastruktur, seperti misalnya jalan dan kereta api.

"Subsidi menyebabkan harga premium murah, jadi masyarakat cenderung naik sepeda motor saat mudik," ucap pria yang sering disapa JK ini. Hal ini bisa dipahami, katanya, asal masyarakat paham arti kedisiplinan di jalan.

BACA JUGA: Ikuti News Analysis News Analysis Isu-Isu Terkini Perspektif Republika.co.id, Klik di Sini
Advertisement
Berita Lainnya
Advertisement
Terpopuler
1
Advertisement
Advertisement