REPUBLIKA.CO.ID, NEW ORLEANS--Badai Isaac menyerang New Orleans saat mendekati kota termasyhur itu pada Rabu (29/8) pagi. Perisitwa itu tepat terjadi tujuh tahun setelah bencana mengerikan oleh Katrina.
Serangan Isaac mematikan jaringan listrik ratusan ribu perumahan dan mulai membanjiri tanggul di kawasan terpencil di mana beberapa orang tinggal di sana dan kemungkinan terjebak.
Pusat Badai Nasional AS, memperingatkan bahwa badai berbahaya dan banjir yang mengancam akibat hujan lebat bisa berlangsung hingga malam hari. Pasalnya Isaac masih merangkak dari Pantai Teluk di atas Louisana. Badai ini telah menewaskan 24 orang di Haiti dan Republik Dominika akhir pekan lalu.
Direktur Pusat Badai Nasional AS, Rick Knabb, mengingatkan warga bahwa paruh pertama Badai Isaac pun belum sepenuhnya melintasi area itu. Sehingga kawasan itu masih bakal dilanda badai hari berikutnya.
Gambaran prediksi kerusakan akibat badai itu masih belum jelas. "Ini akan membuat frustrasi," ujar salah satu tenaga administrasi di Badan Manajemen Darurat Federal, Craig Fugate, Rabu (29/8). Respon terhadap situasi ini akan dimulai begitu kondisi memungkinkan, tidak harus ketika matahari terlihat," ujarnya.
Badai Isaac memang jauh lebih lemah dibanding Katrina yang saat itu menewaskan 1.800 orang. Bencana tujuh tahun lalu juga membuat kota belajar untuk memperkuat pertahanan banjir. Meski, puluhan ribu orang yang tinggal di dataran rendah Louisiana dan Mississipi tetap diminta meninggalkan tempat tinggal mereka sebelum Isaac tiba.