REPUBLIKA.CO.ID, Muncul analisa mengapa Solo menjadi sasaran teror. Sedikitnya, menurut pengamat terorisme, M Noor Huda, di Solo, Jumat (31/8), ada tiga penyebab Solo bergejolak. Pertama, tidak adanya organisasi arus besar yang kuat seperti NU dan Muhammadiyah,
Kondisi itu mempermudah kemunculan kelompok yang mengadvokasikan cara pandang keagamaan yang di luar arus besar.
Kemudian yang kedua, lanjut Noor, posisi Sultan Solo yang tak kuat mendorong masyarakat mencari budaya lain. Terakhir, Solo memang biasanya menjadi dapur gerakan meski presentasinya tidak ditujukan di kota setempat.
Namun disinggung keterkaitan teror penembakan dengan pemilihan kepala daerah DKI, Jakarta, Noor tak melihat ada hubungan. Dia mengatakan, banyaknya spekulasi yang menghubungkan peristiwa di Solo baik itu teror hingga penembakan ke politik atau pemilihan gubernur jakarta terlalu gegabah. "Dulu, saat Marriot di bom Foke juga jadi gubernur," pungkasnya.