REPUBLIKA.CO.ID, Esposito menyebut, di Asia Selatan, inovasi dalam tradisi biografi keagamaan dikaitkan dengan perkembangan bahasa Urdu sebagai prosa modern pada akhir abad ke-19.
Dan dengan usaha-usaha menggabungkan pengetahuan Islam dengan modern yang terwujud dalam Gerakan Aligarh.
Hal yang paling menonjol ialah gaya penulisan Syibli Nu’mani (1857- 1914 M). Ia membuat serial tentang pahlawan Islam, seperti kisah-kisah Rasullulah, Umar, Abu Hanifah, Al-Ghazali, dan Rumi.
Gaya baru itu ditandai dengan penilaian kritis dan perlakuan rasionalis terhadap materi subjek yang dipengaruhi oleh norma biografi literatur Barat, utamanya Inggris.
Tak hanya tokoh laki-laki, penulisan biografi pada era modern yang kental dengan pengaruh Barat juga terlihat dalam karya-karya biografi perempuan. Ini menekankan pada peran kepahlawanan tokoh tersebut. Salah satu penulis biografi modern perempuan ialah Binti Syathi’.
Tokoh perempuan asal Mesir itu mengkhususkan diri dalam penulisan biografi para pahlawan perempuan pada era awal.
Muncul juga nama-nama pakar Muslim tradisional, seperti Asyraf Ali Thanvi, Sayyid Sulaiman Nadvi dalam Heroic Deeds of Muslim Women, dan Muhammad Zakariya Khandhalavi dengan karyanya yang berjudul “Stories of the Sahabah”.