REPUBLIKA.CO.ID, BANDUNG - Masuknya nama Nanan Sukarna dalam bursa calon gubernur Jawa Barat menjadi kejutan banyak pihak. Pengamat politik Universitas Parahyangan Asep Warlan mengatakan, pencalonan Wakapolri  Nanan Sukarna menjadi hal yang surprise sekali, apalagi dikabarkan dia akan diusung oleh Partai PDIP. Padahal perkiraan awal PDIP akan mengusung calon dari dalam partainya sendiri.

“Jika memang benar Nanan akan dicalonkan dari partai ini, dia akan mampu berpasangan dengan Rieke Dyah Pitaloka dan dapat mendulang suara yang cukup tinggi, sehingga akan mampu menjadi saingan berat juga bagi Aher dan Dede Yusuf jika masing-masing ingin maju sebagai gubernur nantinya,” paparnya.

Hingga saat ini Asep menjelaskan berdasarkan hasil survei, Dede Yusuf menjadi calon gubernur terkuat yang ada. “Padahal kalau Aher mau berdampingan lagi dengan Dede Yusuf, mereka akan menjadi pasangan yang paling kuat dengan didukung partai-partai besar dibelakangnya, masyarakat masih percaya dengan kinerja mereka,” ujarnya.

Berbeda lagi jika Aher memutuskan berjalan sendiri, dia harus mencari calon wakil gubernur yang populer bahkan lebih populer dibandingkan Dede Yusuf dan juga lebih berkompeten. “Jika dia mencalonkan dengan Primus, perkiraan saya tidak akan menang, kompetensi dia di bidang politik dan pemerintahan masih kalah jauh dibandingkan dengan Rieke, Nurul Arifin, apalagi Dede Yusuf,” ujar Asep.

Aher dapat diperkuat jika disandingkan dengan Nurul Arifin, itupun jika Golkar mau melepas Nurul. Saat ini calon gubernur yang sudah muncul terkuat ada empat nama, Aher, Dede Yusuf, Yance, dan Nanan. “Sepertinya Bakal Calon Gubernur yang berpasangan dengan artis politik di Jawa Barat akan ramai memenuhi bursa pilgub nantinya,” jelasnya.

Ikuti Whatsapp Channel Republika