Kamis 27 Sep 2012 09:58 WIB

Pakar: Tambahan Jam Pelajaran Bukan Solusi Tawuran

Pelajar yang terlibat tawuran ditahan petugas kepolisian beserta barang bukti. (Ilustrasi)
Foto: Antara
Pelajar yang terlibat tawuran ditahan petugas kepolisian beserta barang bukti. (Ilustrasi)

REPUBLIKA.CO.ID, JAKARTA -- Usulan menambah jam pelajaran agama bukan jalan keluar untuk menyelesaikan masalah tawuran antarpelajar. Hal tersebut malah akan membuat anak tambah stres karena beban pelajaran bertambah.

"Usul Mendikbud dan Menteri Agama menambah mata pelajaran agama di sekolah tidak menjamin bisa mengubah perilaku anak. Itu justru akan menambah stres anak karena beban pelajaran bertambah," kata Ketua Satgas Perlindungan Anak, M Ihsan, di Jakarta, Kamis.

Ihsan mengatakan materi agama seharusnya masuk dalam seluruh mata pelajaran dan dicontohkan oleh orang dewasa. Materia agama bukan sebatas pengetahuan.

Untuk menurunkan kekerasan dan tawuran pada anak, kata Ihsan, hal paling utama adalah mengasuh anak dengan kasih sayang dan menyapanya dengan lembut. Kekuatan cinta dan ketulusan hati yang terpancar dari orang dewasa akan membuat anak menjadi lembut, penyayang dan bertanggung jawab.

"Selama ini kita terjebak dengan bahasa formal dan slogan. Tapi, implementasinya jauh 'panggang dari api'," kata dia. "Bagaimana kita berharap anak-anak menjadi lembut dan penuh kasih sayang, jika kita tidak mampu memberi contoh kepada mereka.''

sumber : Antara
BACA JUGA: Update Berita-Berita Politik Perspektif Republika.co.id, Klik di Sini
Advertisement
Berita Lainnya
Advertisement
Terpopuler
1
Advertisement
Advertisement