REPUBLIKA.CO.ID, TRIPOLI--Usai berhasil menggulingkan pemimpinya, Moammar Qaddafi, rakyat Libya belum jauh dari gejolak dan kekerasan. "Bentrokan dengan skala kecil" meletus pada Selasa (2/10) antara satuan militer Libya dan sekelompok anggota milisi di Kota Kecil Bani Walid, kata seorang kepala milisi lain kepada Xinhua.
Satuan militer itu mengerahkan beberapa truk bak terbuka yang dipersenjatai dan tank di seluruh kota kecil tersebut, sekitar 170 kilometer di sebelah tenggara Ibu Kota Libya, Tripoli.
Milisi menuntut anggota milisi menyerahkan orang yang dicari karena penculikan dan penyiksaan Omran Shaban--yang membantu menangkap mantan pemimpin Libya Muammar Qaddafi tahun lalu, demikian laporan kantor berita Libya, Press Solidarity.
Shaban dilaporkan diculik oleh beberapa pria bersenjata pada Juli di dekat Bani Walid dan belakangan disiksa hingga tewas. Kepala milisi tadi memberitahu Xinhua, bahwa kelompok milisi di Bani Walid itu, bekas kubu Qaddafi, secara tidak sah telah menahan selama 50 hari puluhan orang, termasuk beberapa pria bersenjata dan wartawan yang menentang Qaddafi selama perang saudara tahun lalu.
Belum ada laporan mengenai korban jiwa dalam bentrokan itu, dan satuan militer sedang berunding dengan anggota milisi, kata kepala milisi tersebut.