REPUBLIKA.CO.ID, SEMARANG -- Buruh di Kota Semarang memutuskan akan mengikuti aksi mogok kerja nasional hari ini, Rabu (3/10). Aksi itu untuk menuntut penghapusan sistem kerja 'outsourcing' dan menolak upah murah.
Aktivis Gerakan Buruh Berjuang (Gerbang), Prabowo Luh Santoso di Semarang, mengatakan aksi mogok kerja dilakukan buruh yang tergabung dalam Federasi Serikat Pekerja Metal indonesia (FSPMI)-Konfederasi Serikat Pekerja Indonesia (KSPI).
"Kami akan ikut aksi mogok nasional dan kami mulai dari PT Audio Sumitomo Techno (AST) Indonesia sekitar pukul 08.00 WIB," katanya di Semarang, Rabu (3/10).
Jumlah buruh yang akan tergabung dalam aksi tersebut diperkirakan sekitar 500 orang. Prabowo menjelaskan, aksi akan dilanjutkan ke depan Masjid Baiturrahman, Kawasan Simpang Lima Semarang, sedangkan puncak aksi di Bundaran Air Mancur Jalan Pahlawan, Semarang.
Tiga tuntutan yang akan diusung dalam aksi itu, yakni penghapusan pekerja kontrak atau 'outsourcing', menolak politik upah murah, dan keharusan pemerintah menjalankan jaminan sosial.
Prabowo mengaku terkait dengan besaran upah minimum kabupaten atau kota (UMK) Kota Semarang, sudah beredar informasi bahwa angka yang diajukan Pelaksana Tugas Wali Kota Semarang, Hendar Prihadi cukup berpihak kepada buruh.
"Kami menerima informasi, besaran UMK Kota Semarang sebesar Rp 1.209.100 dan jika informasi tersebut benar, kami siap mengamankannya hingga ditetapkan oleh Gubernur Jawa Tengah," sebut dia.
Pekan lalu, buruh di Kota Semarang belum dapat memutuskan apakah mengikuti aksi mogok nasional atau tidak karena fokus pada besaran UMK. Namun setelah ada kepastian soal besaran UMK, buruh sepakat untuk mengikuti aksi mogok nasional untuk memperjuangkan nasib pekerja 'outsourcing'.