Rabu 03 Oct 2012 08:32 WIB

Buruh Semarang Juga Mogok Kerja

Ribuan buruh menggelar demo menuntut dihapuskannya sistem outsourcing, Kamis (12/7).
Foto: ROL/MG04
Ribuan buruh menggelar demo menuntut dihapuskannya sistem outsourcing, Kamis (12/7).

REPUBLIKA.CO.ID, SEMARANG -- Buruh di Kota Semarang memutuskan akan mengikuti aksi mogok kerja nasional hari ini, Rabu (3/10). Aksi itu untuk menuntut penghapusan sistem kerja 'outsourcing' dan menolak upah murah.

Aktivis Gerakan Buruh Berjuang (Gerbang), Prabowo Luh Santoso di Semarang, mengatakan aksi mogok kerja dilakukan buruh yang tergabung dalam Federasi Serikat Pekerja Metal indonesia (FSPMI)-Konfederasi Serikat Pekerja Indonesia (KSPI).

"Kami akan ikut aksi mogok nasional dan kami mulai dari PT Audio Sumitomo Techno (AST) Indonesia sekitar pukul 08.00 WIB," katanya di Semarang, Rabu (3/10).

Jumlah buruh yang akan tergabung dalam aksi tersebut diperkirakan sekitar 500 orang. Prabowo menjelaskan, aksi akan dilanjutkan ke depan Masjid Baiturrahman, Kawasan Simpang Lima Semarang, sedangkan puncak aksi di Bundaran Air Mancur Jalan Pahlawan, Semarang.

Tiga tuntutan yang akan diusung dalam aksi itu, yakni penghapusan pekerja kontrak atau 'outsourcing', menolak politik upah murah, dan keharusan pemerintah menjalankan jaminan sosial.

Prabowo mengaku terkait dengan besaran upah minimum kabupaten atau kota (UMK) Kota Semarang, sudah beredar informasi bahwa angka yang diajukan Pelaksana Tugas Wali Kota Semarang, Hendar Prihadi cukup berpihak kepada buruh.

"Kami menerima informasi, besaran UMK Kota Semarang sebesar Rp 1.209.100 dan jika informasi tersebut benar, kami siap mengamankannya hingga ditetapkan oleh Gubernur Jawa Tengah," sebut dia.

Pekan lalu, buruh di Kota Semarang belum dapat memutuskan apakah mengikuti aksi mogok nasional atau tidak karena fokus pada besaran UMK. Namun setelah ada kepastian soal besaran UMK, buruh sepakat untuk mengikuti aksi mogok nasional untuk memperjuangkan nasib pekerja 'outsourcing'.

sumber : Antara
Yuk koleksi buku bacaan berkualitas dari buku Republika ...
Advertisement
Yuk Ngaji Hari Ini
وَمَا تَفَرَّقُوْٓا اِلَّا مِنْۢ بَعْدِ مَا جَاۤءَهُمُ الْعِلْمُ بَغْيًاۢ بَيْنَهُمْۗ وَلَوْلَا كَلِمَةٌ سَبَقَتْ مِنْ رَّبِّكَ اِلٰٓى اَجَلٍ مُّسَمًّى لَّقُضِيَ بَيْنَهُمْۗ وَاِنَّ الَّذِيْنَ اُوْرِثُوا الْكِتٰبَ مِنْۢ بَعْدِهِمْ لَفِيْ شَكٍّ مِّنْهُ مُرِيْبٍ
Dan mereka (Ahli Kitab) tidak berpecah belah kecuali setelah datang kepada mereka ilmu (kebenaran yang disampaikan oleh para nabi) karena kedengkian antara sesama mereka. Jika tidaklah karena suatu ketetapan yang telah ada dahulunya dari Tuhanmu (untuk menangguhkan azab) sampai batas waktu yang ditentukan, pastilah hukuman bagi mereka telah dilaksanakan. Dan sesungguhnya orang-orang yang mewarisi Kitab (Taurat dan Injil) setelah mereka (pada zaman Muhammad), benar-benar berada dalam keraguan yang mendalam tentang Kitab (Al-Qur'an) itu.

(QS. Asy-Syura ayat 14)

Berita Lainnya
Advertisement
Terpopuler
1
Advertisement
Advertisement