REPUBLIKA.CO.ID, PALEMBANG -- Kepolisian Daerah Sumatra Selatan (Polda Sumsel) melakukan tindakan cepat pasca-ledakan pipa minyak mentah di Kecamatan Bayunglencir, Kabupaten Musi Banyuasin (Muba).
Pjs Kabid Humas Polda Sumsel AKBP R Djarod Padakova, Rabu (3/10) mengatakan, "Polda Sumsel telah mengirimkan tim dari Satuan Tipiter Ditreskrimsus dan Labfor Polda untuk melakukan penyelidikan meledak dan terbakarnya jalur pipa distribusi Pertagas Km 219 Kecamatan Bayunglencir. Polisi sudah memasang garis polisi."
Djarod menjelaskan, akibat ledakan yang terjadi Rabu pagi tersebut, empat orang tewas, tiga orang tewas di tempat kejadian peristiwa (TKP), dan satu dalam perjalanan ke rumah sakit setempat. Sebanyak 18 orang lainnya menderita luka bakar berat dan ringan.
Tim Polda Sumsel dari Ditreskrimsus memeriksa sejumlah saksi di sekitar TKP yang diduga mengetahui kronologis awal meledak atau terbakar pipa. Tim dari Labfor Polda Sumsel melakukan pemeriksaan pipa di lokasi TKP, mencari tahu penyebab pipa bisa terbakar dan mengakibatkan korban jiwa. "Sampai malam ini tim masih terus bekerja di lapangan dan belum dapat menyimpulkan penyebab dari terbakarnya pipa milik Pertamina tersebut," katanya.
Dari informasi di lapangan, menurut Djarod, sekitar pukul 11.45 WIB api di TKP bisa dipadamkan. Pada pukul 12.00 WIB api kembali menyala lagi dan baru sekitar pukul 14.00 WIB api betul-betul bisa dipadamkan dan sekarang sudah padam total.
Sementara itu di tempat terpisah Vice President Legal and Relation Pertamina, EP Aji Prayudi, menjelaskan peristiwa ledakan tersebut diduga berawal dari upaya para penjarah minyak mentah dengan cara illegal tapping sekitar pukul 05.00 WIB. Setelah itu, puluhan warga menampung minyak mentah yang keluar dari pipa itu ke dalam kolam-kolam melalui pipa paralon. ‘’Kami temukan pipa paralon di tempat kejadian dan sejumlah drum,’’ ujar Aji.
Kemudian sekitar pukul 06.00 WIB terjadi ledakan besar saat warga berkumpul menampung minyak mentah. Ledakan tersebut merenggut korban jiwa dan luka bakar. Menurut Aji akibat kejadian tersebut diperkirakan hilang sekitar 40 ribu barrel minyak mentah serta kerusakan dua ruas pipa.
‘’Kalau nilai dengan uang maka kerugian sekitar 400 ribu dolar Amerika, itu belum termasuk pipa, maintenance, serta kerusakan lingkungan. Namun yang jelas adanya kerugian nyawa dan korban luka yang sulit dinilai,’’ tambahnya.