REPUBLIKA.CO.ID, GUVECCI,TURKI -- Gerilyawan Suriah telah merebut satu pos depan militer pemerintah di dekat Hatay, Provinsi perbatasan dengan Turki, dan mengibarkan bendera gerilyawan di bangunan itu pada Ahad (7/10).
Sementara itu suara bentrokan dapat terdengar di daerah sekitar satu desa Suriah yang berdekatan, kata warga desa dan saksi mata kepada Reuters.
Gerilyawan menguasai gedung berlantai tiga dengan warna putih, sekitar satu kilometer dari perbatasan di satu bukit yang berada di atas desa Turki, Guvecci, pada Sabtu (6/10), dan mengibarkan bendera Tentara Suriah Bebas, kata beberapa warga desa.
"Dalam empat hari belakangan, telah terjadi bentrokan sengit di sini. Kami tidak bisa tidur. Kemarin pagi, militer Suriah menguasai daerah ini. Sekarang keadaan lebih tenang," kata warga desa Musa Sasak (27), sebagaimana dikutip Reuters --yang dipantau di Jakarta, Ahad malam.
Tiga bom mortir yang ditembakkan dari Suriah mendarat di dekat desa Guvecci pada Sabtu, sehingga memicu tembakan pembalasan pada hari keempat dari pasukan Turki. Peluru mortir Suriah menghantam tanah kosong dan tak ada korban jiwa.
Perdana Menteri Tayyip Recep Erdogan, Jumat (5/10) memperingatkan Turki takkan menghindari perang kalau dipancing setelah bom artileri yang ditembakkan dari wilayah Suriah menewaskan lima warganegara Turki di Akcakale pada Rabu (3/10).
Turki, satu anggota NATO, pernah menjadi sekutu Presiden Suriah Bashar al-Assad tapi berbalik menentang dia setelah reaksi keras Bashar terhadap protes.