REPUBLIKA.CO.ID, DAMASKUS - Ledakan kembar di satu pangkalan militer dekat Damaskus oleh pembom bunuh diri, yang mengendarai ambulans sarat bom, menewaskan puluhan orang sedangkan nasib tahanan yang ada di sana tidak diketahui, kata para pengawas Selasa (9/10).
Serangan, yang terbaru dalam serangkaian serangan terhadap militer Suriah dan instalasi pemerintah, diklaim dilakukan oleh Front Al-Nusra, jaringan Alqaidah, yang mengatakan hal itu untuk membalas kaum Muslim yang "tertindas atau dibunuh" oleh rezim.
Berita-berita ledakan terjadi ketika pada saat Sekjen PBB Ban Ki-moon mendesak rezim Presiden Bashar al-Assad untuk menyatakan gencatan senjata sepihak dalam konflik hampir 19 bulan, yang aktivis katakan telah menewaskan lebih dari 32 ribu orang itu.
"Puluhan orang tewas dalam dua serangan bunuh diri terhadap cabang intelijen angkatan udara di Harasta Senin malam," kata Direktur Observatorium Suriah untuk Hak Asasi Manusia Rami Abdel Rahman kepada AFP, merujuk ke satu kota di timurlaut ibu kota.
"Nasib ratusan tahanan yang disekap di bangunan ruang bawah tanah yang masih belum diketahui. "Rezim tidak mengatakan sepatah kata pun tentang apa yang terjadi tadi malam," tambah Abdel Rahman.
"Saya berpendapat rezim bertanggung jawab atas nasib para tahanan. Mereka tidak harus memegang semua orang di tempat pertama."
Front Al-Nusra, yang tidak dikenali sebelum dimulainya pemberontakan melawan rezim Bashar, tetapi sekarang secara teratur mengeluarkan pernyataan mengklaim serangan bunuh diri di Suriah, mengatakan hal itu di balik serangan Harasta.
"Ini balas dendam bagi mereka Muslim yang tertindas atau terbunuh, keputusan ini diambil untuk menyerang cabang intelijen Angkatan Udara di Harasta," kata Al-Nusra dalam satu pernyataan yang disiarkan di forum online jihad.
Kelompok ini menyebutkan operasi tiga-tahap di mana seorang pembom bunuh diri menabrakkan mobil-mobil sarat dengan sembilan ton bahan peledak ke depan bangunan, dan 25 menit kemudian, pesawat tempur lain melewati dalam ambulans jebakan.
Para gerilyawan kemudian menargetkan daerah dengan mortir, sesuai dengan Pernyataan. Serangan itu memicu pertempuran sengit di Harasta antara pemberontak dan tentara, yang saat fajar menghantam kota dengan meriam, kata LSM yang berbasis di Inggris itu.
Dikatakan pasukan Suriah pada Selasa juga menghujani peluru di atas sabuk pemberontak di kota kedua Aleppo, yang telah sengit diperebutkan sejak pertengahan Juli, dan di provinsi Idlib dekat perbatasan Turki.