REPUBLIKA.CO.ID, JAKARTA -- Seniman dan budayawan Zastrow al Ngatawi berpendapat penghinaan dan penistaan kepada Nabi Muhammad SAW sengaja dilakukan pihak tertentu guna memancing emosi umat Islam.
"Setelah emosi kemudian anarkis dan melakukan tindak kekerasan fisik," urai Zastrow pada Seminar Nasional Nabi Muhammad SAW bertajuk 'Cinta Rasulullah SAW, Cinta Perdamaian,' Festival Maulid Nusantara (FMN) VII di Jakarta, Kamis (11/10).
Ketika hal itu terjadi, lanjut Zastrow, maka umat Islam masuk dalam killing ground yang dipasang mereka yang memiliki skenario jahat terhadap umat Islam. Alasan itu yang semakin memperkokoh asumsi Islam adalah agama kekerasan.
"Perlu sikap cerdas dan kreatif untuk merespon mereka. Umat Islam bisa melawan dengan menggunakan logika dan isu yang mereka bangun bahwa apa yang dilakukan mereka merupakan tindakan yang melecehkan keyakinan orang lain atau tindakan yang melanggar HAM," kata seniman yang dikenal dengan nama Ki Ageng Ganjur ini.
Zastrow menuturkan isu penghinaan atau penistaan terhadap Nabi Muhammad SAW tidak bisa dihilangkan. "Saya kira isu pelecehan tersebut tidak bisa dihilangkan dan akan terus berulang karena itu bagian dari ujian iman bagi umat Islam. Dan secara sosiologis ini bisa dilihat sebagai proses pendewasaan umat Islam agar lebih kreatif dan dewasa dalam beragama," kata Zastrow menguraikan.